ERA.id - Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syaril menekankan, 87 persen obat Fomepizole yang diberikan kepada pasien anak gagal ginjal akut merupakan hibah dari sejumlah negara.
"Obat antidot gagal ginjal pada anak ini namanya injeksi Fomepizole. Itu 87 persen adalah hibah gratis," kata Syahril dalam konferensi pers daring, Jumat (4/11/2022).
Syahril menambahkan pasien anak gagal ginjal akut juga tidak dipungut biaya untuk mendapatkan obat Fomepizole.
"Tidak ada komersialisasi, dan semuanya ditanggung oleh pemerintah di luar hibah itu dan tidak ada yang membayar pada anak-anak yang sedang diberikan obat," tegasnya.
Pemerintah mendatangkan Fomepizole dari sejumlah negara seperti Singapura, Australia, dan Jepang. Saat ini, sudah ada 146 vial yang dibagikan ke 17 rumah sakit di Indonesia yang menangani kasus gagal ginjal akut. Sementara 100 vial menjadi stok.
"Sudah didistribusikan sebanyak 146 vial ke 17 rumah sakit di Indonesia dan masih punya stok 100an," kata Syahrial.
Dia menjelaskan, Fomepizole merupakan obat penawar bagi pasien gagal ginjal akut yang mengalami keracunan senyawa kimia etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) dalam darah.
Kemenkes mengklaim, Fomepizole 95 persen terbukti ampuh mengobati pasien gagal ginjal akut. Sehingga, jumlah kasus sakit maupun meninggal turun drastis.
"Setelah diberikan, maka terjadi perbaikan yang sangat signifikan terhadap pasien-pasien yang dirawat di RSCM pada saat itu," kata Syahril.
Per 3 November 2022, Kemenkes mencatat terdapat 323 kasus gagal ginjal akut. Dengan jumlah kematian mencapai 190, dan kasus sembuh 99.