ERA.id - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan prospek investasi untuk tahun 2023 masih cukup baik, meski membutuhkan stabilitas sebagai pendukungnya.
"Saya melihat potensi investasi ekonomi tinggi tetapi khawatir terhadap stabilitas 2023. Jadi kalau stabilitas 2023 ini bagus, ekonomi akan baik. Artinya sekalipun potensi yang baik ini ada, kalau kita tidak jaga stabilitas, saya tidak yakin," katanya dalam kegiatan temu media di Nusa Dua, Bali dikutip dari Antara, Senin (14/11/2022).
Bahlil menyebut kondisi ekonomi global, sebagaimana diramalkan banyak pihak, memang terancam gelap. Ramalan tersebut pun menurutnya juga mungkin akan dihadapi negara-negara berkembang.
Oleh karena itu, mantan Ketua Umum HIPMI itu pun menilai dibutuhkan dukungan semua lapisan masyarakat untuk menjaga stabilitas di Indonesia. Terlebih saat ini Indonesia tengah mencapai fase pertumbuhan ekonomi yang meningkat di tengah kondisi dunia tengah menghadapi ketidakpastian global.
"Persepsi global untuk Indonesia sudah bagus, jangan sampai kita capek-capek membangun persepsi bagus, kemudian buyar seketika karena kita tidak jaga stabilitas dengan baik," katanya.
Bahlil juga menilai stabilitas, baik dari sisi ekonomi, politik hingga keamanan penting untuk dijaga saat ini. Ia mengatakan saat ini negara tengah membangun kerangka ekonomi untuk bisa mendorong penciptaan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Investasi ini merupakan instrumen ciptakan lapangan kerja. Investasi instrumen buat pemerataan pertumbuhan ekonomi yang adil, dari Aceh sampai Papua, dan investasi jadi instrumen meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pendapatan negara dan daya saing negara," katanya.
Lebih lanjut, Bahlil mengatakan pada triwulan III-2022, tercatat bahwa sebesar 63,3 persen investasi asing di sektor industri yang menunjukkan bahwa investasi sudah dalam posisi yang tepat untuk mendorong penciptaan nilai tambah. Capaian tersebut juga menunjukkan bahwa kepercayaan global terhadap Indonesia semakin baik.
Ia bahkan mengibaratkan Indonesia saat ini bagaikan gadis cantik dari desa yang jadi rebutan banyak pria. Hal itu lantaran selama empat hari terakhir penyelenggaraan KTT G20 di Bali, ia bisa bertemu dengan 9-10 investor per harinya.
"Saya umpamakan Indonesia itu seperti gadis cantik dari desa, yang original, bukan gadis cantik hasil operasi. Gadis cantik dari desa yang original ini dipoles bedak saja jadi paten dan dicari," kata Bahlil.