Polsek Astana Anyar Jadi Tempat Bom Bunuh Diri, Mahfud MD Minta Aparat Tingkatan Kewaspadaan terhadap Terorisme

| 07 Dec 2022 18:25
Polsek Astana Anyar Jadi Tempat Bom Bunuh Diri, Mahfud MD Minta Aparat Tingkatan Kewaspadaan terhadap Terorisme
Menkopolhukam, Mahfud MD usai menjenguk korban bom bunuh diri (Istimewa)

ERA.id - Pasca terjadinya aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar pukul 8.20 WIB, Rabu (7/12/2022), Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD langsung menjenguk korban luka-luka di RS Immanuel, Kota Bandung.

"Saya menengok korban (bom bunuh diri) yang terluka, yang meninggal (Aiptu Sofyan) sudah dikuburkan. Kita semua ikut berduka atas peristiwa ini," kata Mahfud MD usai menjenguk korban di RS Immanuel, Kota Bandung.

Atas kejadian itu, Mahfud meminta seluruh jajaran aparat mulai dari Polisi, Detasemen Khusus (Densus) 88, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Jaringan teroris itu masih ada meskipun secara kuantitatif sebenarnya sudah menurun. Sejak tahun 2018 sampai sekarang itu sudah jarang terjadinya, sekali-kali terjadi, tetapi masih ada," ucap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Selain itu, imbuh Mahfud, masyarakat juga diminta memaklumi Aparat Penegak Hukum (APH) bertindak tegas saat menjalankan tugas memberantas teroris.

"Karena memang jaringan teroris masih ada. Karena kan terkadang ada yang nyinyir, kalau kita menangkap teroris dianggap sewenang-wenang. Tapi kalau tidak ditangkap dibilang bodoh atau lalai," imbuhnya.

Oleh sebab itu, semua pihak harus saling bekerja sama menjaga negara Indonesia. Sebab, teroris merupakan musuh kemanusiaan dan bukan pejuang agama apapun.

"Kita melakukan tindakan yang sifatnya preventif, antisipatif, dan preemtif. Kita bekerja sama karena ini negara kita bersama dan kita harus hadapi bersama masalah ini. Ke depannya kita semua harus hati-hati," ucapnya.

Sementara itu saat disinggung mengenai efektivitas program deradikalisasi, Mahfud menjelaskan, deradikalisasi harus terus dilakukan dengan bersungguh-sungguh. Kemudian, seluruh aktivitas mantan narapidana terorisme harus terus dipantau.

"Makanya kita harus bekerja sama, karena teroris itu kalau sudah menjadi ideologi, deradikalisasi harus bersungguh-sungguh dan dipantau terus karena jaringannya masih hidup seperti sudah mati. Padahal selnya masih bergerak dan kalau sudah bergerak biasanya cepat," tandasnya.

Rekomendasi