Muhaimin Iskandar Ajak Nahdliyin Jadikan 1 Abad NU Momentum Penguatan

| 23 Jan 2023 13:32
Muhaimin Iskandar Ajak Nahdliyin Jadikan 1 Abad NU Momentum Penguatan
Muhaimin Iskandar saat menghadiri acara Haul KH. Bisri Sansuri. (Dok. PKB).

ERA.id - Nahdlatul Ulama (NU) akan memasuki usia 1 abad atau 100 tahun pada 16 Rajab 1944 Hijriyah atau 7 Februari 2023 mendatang. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) mengajak nahdliyin untuk menjadikan 1 abad usia NU sebagai momentum untuk melakukan penguatan organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan terbesar di dunia tersebut. 

”Ini kesempatan haul Hadrotus Syech Mbah Bisri Syansuri yang luar biasa karena sekaligus momentum menyambut usia NU 1 abad. Semoga kita bisa meneruskan amanah perjuangan para masyayih NU,” ujar Gus Muhaimin saat menyampaikan Refleksi Sejarah NU pada Haul ke-44 KH Bisri Syansuri di Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Jombang, Jawa Timur, Minggu malam (22/1/2023).

Cicit dari KH Bisri Syansuri ini mengatakan, 1 abad NU harus dijadikan  sebagai momentum penguatan sekaligus merencanakan program-program untuk kemajuan NU menuju abad ke-2 usia NU. Gus Muhaimin mengaku sangat kagum dengan NU yang bisa tumbuh berkembang mengikuti perkembangan zaman. Bahkan, NU kini menjadi rujukan dunia, termasuk Arab Saudi yang banyak mengadopsi ajaran-ajaran NU.

”Situs-situs, makam keramat yang dulunya dilarang tidak boleh dikunjungi, sekarang justru dijadikan tempat yang dibebaskan bahkan menjadi destinasi wisata baru,” katanya. 

Dikatakan Gus Muhaimin, ajaran Wahabi di Arab Saudi dianggap tidak akomodatif dan tidak bisa menyesuaikan perkembangan zaman. ”Ini kecerdasan ulama NU yang 100 tahun kemudian bukan hanya diterima dan mengakar di Indonesia, tapi juga diterima dan menjadi rujukan negara-negara Islam,” ungkapnya.

Kekaguman Gus Muhaimin lainnya terhadap NU, sejak zaman era pra kemerdekaan para ulama NU mampu merumuskan konsep cara pandang keagamaan, sosial kemasyarakatan, pemerintahan dan pola hubunga negara dan agama.

”NU berhasil menata agama ajaran ahlussnah. Kedalaman ilmu-ilmu agama semua menjadi pijakan para ulama NU sehingga semua langkahnya konstektual, adaptif dengan perkembangan,” katanya. 

Selain itu, NU mampu mencetak sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kekuatan tidak hanya skill semata, namun juga spiritual dan akhlak sehingga para lulusan pesantren memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan pola pembinaan manusia di tempat lainnya. 

”NU sejak zaman Bung Karno, Pak Harto, BJ Habibie, Gus Dur sampai sekarang, mampu menyesuaikan karena ilmu dan spiritualitas para kiai. Semoga semua pemimpin NU bisa meneruskan perjuangan Mbah Hasyim Asy’ari, Mbah Wahab Hasbullah, Mbah Bisri Syansuri,” harapnya. 

Gus Muhaimin mengatakan, masih ada pekerjaan rumah besar yang harus dijalankan oleh para pengurus NU saat ini yakni bagaimana NU bisa menata perekonomian ummat.

”Negara kita ini kaya raya, ada emas, nikel, dan lainnya, tapi masyarakatnya belum kaya. Padahal caranya sebenarnya sederhana, terapkan Pasal 33 secara murni dan konsekuen, insyaallah rakyat makmur,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Gus Muhaimin juga menyampaikan wasiat dari KH Bisri Syansuri agar sepeninggal beliau, para pengikutnya bisa terus menjaga dan melestarikan NU.

”Dawuhipun Mbah Bisri, selama hidup aku seorang nahdliyin tulen. Jika aku meninggal maka wasiatku kepada masyarakat agar mereka tetap menjadi pengikut setia NU. Insyaallah kita semua setia karena kita manut ke Hadrotus Syech Mbah Bisri. Kita semua, pribadi, jamaah, majelis semuanya tujuannya satu: kalau kita berorganisasi, negara kita kuat, kompak. Kalau kita tercerai berai maka kita akan seperti negara-negara lain (hancur),” tuturnya. 

Hadir dalam peringatan Haul ke-44 KH Bisri Syansuri, sejumlah ulama NU, Menteri Desa PDTT yang juga kakak kandung Gus Muhaimin, Abdul Halim Iskandar, Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa, Bupati Lumajang Thoriqul Haq, dan ribuan jamaah serta santri dan alumni Ponpes Mambaul Maa’rif Jombang. 

Rekomendasi