ERA.id - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berada dalam satu momen yakni di pelantikan Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu, di Semarang, Senin (30/1/2023). Ganjar juga menjemput dan mengantar Megawati ke bandara Lanumad Ahamd Yani Semarang.
Menurutnya, momen ini terasa istimewa. “Tidak hanya sekadar pelantikannya, tapi momennya menjadi istimewa karena rasanya baru kali ini ada acara (di Jateng) yang Ibu (Megawati) bisa hadir dengan melibatkan banyak orang,” ujar Ganjar.
Ia mengatakan, kehadiran Megawati mengobati kerinduan para kader PDIP. “Jadi suasana kangennya menjadi sangat terasa. Maka para kepala daerah pimpinan partai di tingkat daerah, DPRD, semuanya tadi hadir, dan saya kira semuanya senang karena obat kangen bisa ketemu ketua umum,” katanya.
Ganjar pun sempat membeberkan obrolan singkatnya dengan Megawati. “Ada PR lho, stunting, kemiskinan, trafficking itu Ibu tadi konsen cukup tinggi. Maka dengan isu-isu perempuan yang ada rasa-rasanya ya kawan-kawan para kepala daerah mesti aware pada soal itu,” ujarnya.
Dalam sambutan di acara pelantikan, Ganjar menyebut, saat ini ada sembilan kepala daerah perempuan di Jawa Tengah dan tujuh di antaranya kader PDIP. Antara lain Bupati Purbalingga, Bupati Klaten, Bupati Sukoharjo, Bupati Demak, Bupati Grobogan, dan Bupati Sragen. Jawa Tengah jadi provinsi terbanyak se-Indonesia kepala daerah perempuan.
Ganjar membeberkan, PDIP partai yang melahirkan kepala daerah perempuan terbanyak. Dari 43 kepala daerah perempuan di seluruh Indonesia, 14 di antaranya adalah kader PDIP. Jika ditambah dengan 9 wakil kepala daerah, maka PDI Perjuangan kini memiliki 25 pemimpin daerah perempuan. “Inilah manifestasi spirit Marhaenisme dan Sarinah di era modern,” ucap Ganjar.
Capaian itu, kata Ganjar, tak lepas dari perjuangan Megawati mengawal lahirnya sejumlah undang-undang, seperti UU soal penghapusan kekerasan rumah tangga, UU soal perlindungan tenaga kerja di luar negeri, dan UU tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang.
“Semua undang-undang itu lahir dalam rangka untuk menjaga harkat dan martabat perempuan. Termasuk pemantapan kaderisasi lewat program khusus pendidikan bagi kader perempuan. Waktu itu, kebetulan saya dapat tugas jadi pemateri dalam kursus kader perempuan,” katanya.
Megawati, melalui Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan kehadiran Ketua Umum PDIP karena mengenal baik Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang. “Ibu Ita juga lahir melalui proses kaderisasi juga dipersiapkan oleh Mas Hendi (Hendrar Prihadi, Wali Kota Semarang sebelumnya), sehingga ini adalah proses yang sangat baik,” tandasnya.