ERA.id - Minyak goreng kemasan subsidi pemerintah, Minyakita sulit didapat di pasar tradisional Kota Cimahi. Jika ada, pedagang menjualnya sudah di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Agus (50), pedagang di Pasar Atas Baru, Kota Cimahi mengaku sudah sekitar dua bulan lalu kesulitan mendapatkan minyak goreng subsidi yang diluncurkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) itu.
"Saya jarang dapat barangnya, lagi susah. Ini kebetulan ada sisa," kata Agus kepada wartawan pada Rabu (1/2/2023).
Agus menjelakaan, ketersediaan Minyakita yang langka ini karena sulit didapat dari distributornya. Selain itu, harga yang ditawarkan pun kini sudah naik yang secara tidak langsung memakaa pedagang untuk menaikan harga jual kepada konsumen.
"Saya beli dari sananya juga sudah mahal, jadi terpaksa naik jiga harganya ke pelanggan. Sekarang jual Rp16 ribu per liter," katanya.
Hal senada diungkapkan pedagang lainnya Hana Subiyarti (50). Ia mengatakan sudah sejak dua bulan terakhir ini minyak goreng kemasan subsidi pemerintah sulit dan terbatas.
Ia mengatakan tidak mengetahui penyebab sulitnya mendapatkan minyak goreng bersubsidi tersebut. "Kita enggak tahu mekanisme penyalurannya seperti apa sampai barangnya susah. Kita hanya dapat kiriman barang aja dari Sales," ujar Hana.
Hana mengaku hingga kini masih mendapat pasokan Minyakita hanya saja stoknya terbatas. Hal tersebut berpengaruh terhadap harga eceran di pasar tradisional yang mengalami kenaikan. Bahkan di atas HET yang ditetapkan pemerintah yakni Rp14 ribu.
Ia pun terpaksa menjualnya kepada konsumen Rp15.500 hingga Rp16.000 per liter. Meski harganya naik, namun Minyakita tetap diburu konsumen sebab harganya masih dibawah minyak goreng non subsidi.
"Kita dapat harga dari distributornya juga sudah naik, di atas HET jadi saya juga terpaksa naikin harga. Tapi yang pesen tetep banyak, setiap pagi pasti yang nanyain Minyakita," kata Hana.
Hana berharap pemerintah segera memberikan solusi dan kebijakan ditengah sulitnya pasokan dan mahalnya harga minyak goreng bersubsidi tersebut. Sebab kondisi ini menurutnya akan semakin membuat masyarakat terbebani ditengah harga berbagai kebutuhan yang juga naik.
"Harapannya semoga ada solusi dari pemerintah. Kasihanilah masyarakat kecil dari beras, garam dan semua komoditi naik tapi minyak subsidi nggak sampai sesuai keinginan konsumen," sebut Hana.