ERA.id - Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menjelaskan kronologi kasus pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot maskapai Susi Air yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Kasus ini berawal ketika ada 15 pekerja yang sedang melakukan pembangunan puskesmas di Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan. KKB Papua lalu datang menemui para pekerja karena mereka curiga ada yang merupakan anggota Badan Intelijen Negara (BIN) dan TNI.
"Ada kelompok itu datang, yang mereka mencurigai bahwa 15 pekerja yang akan membangun bangunan puskesmas di Paro itu, ada anggota TNI atau BIN di dalam. Sehingga mereka melakukan pemeriksaan terhadap warga yang membangun puskesmas," kata Mathius di The Sultan Hotel & Residence Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Ada lima pekerja yang tidak memiliki kartu identitas diri dan KKB Papua mengetahui hal itu. Polisi dan TNI pun segera melakukan evakuasi untuk mengeluarkan para pekerja itu dari Distrik Karo karena tak ingin KKB Papua melakukan pembantaian.
"Lanjutan dari prakejadian tanggal 4,5 dan 6 (Februari), kita sudah susun rencana rapat di Timika, apabila nanti pesawat masuk kita akan bawa keluar para pekerja ini," ucapnya.
Pesawat maskapai Susi Air yang dipiloti Philips Max Marthin datang ke Bandara Paro Nduga, pada Selasa (7/2) kemarin untuk mengangkut 15 pekerja bangunan tersebut. Pilot ini membawa lima penumpang.
Setibanya, KKB Papua datang. Kelima penumpang pesawat dilepas karena merupakan warga asli Papua. Namun, pesawat Susi Air ini ditahan dan dibakar oleh KKB Papua.
"Namun pada saat 7 (Februari) kemarin masuknya pesawat membawa lima warga sipil orang Paro, itu akhirnya setelah turun pesawatnya ditahan, tidak boleh terbang, karena mereka juga mungkin kita evakuasi keluar," ujar Mathius.
Sang pilot berhasil melarikan diri. Usai mengetahui ada kejadian pembakaran, tokoh agama setempat langsung menyelamatkan ke-15 pekerja tersebut.
"Warga masyarakat yang 15 tadi sudah diamankan oleh bapak pendeta, kami memang sangat berterima kasih kepada pendeta, karena tahu ada kejadian itu, langsung dibawa keluar para pekerja itu, karena takut ada korban para pekerja," bebernya.
Kelima belas pekerja ini pun sudah dievakuasi personel TNI-Polri untuk keluar dari Distrik Nduga, pada hari ini. Keberadaan sang pilot masih dicari, namun diduga masih berada di sekitar Distrik Paro.
Evakuasi ke pilot itu masih terus dilakukan aparat TNI-Polri. "Nah pilot itu sementara memang masih tidak jauh dari Paro," kata Mathius.