Anies Baswedan: Perubahan Bukan Berarti Hilangkan yang Kemarin

| 17 Mar 2023 12:19
Anies Baswedan: Perubahan Bukan Berarti Hilangkan yang Kemarin
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu (kiri) di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2023). ANTARA/Melalusa Susthira K/aa. (ANTARA/Melalusa Susthira K.)

ERA.id - Bakal calon presiden Anies Baswedan mengatakan, perubahan tidak berarti meghentikan atau menghilangkan capaian-capaian yang sudah ada sebelumnya. Hal itu menanggapi banyaknya keraguan dirinya tak melanjutkan kebijakan-kebijakan Presiden Joko Widodo apabila terpilih sebagai Presiden kedelapan RI.

"Ketika kita mengatakan perubahan, saya ingin menggarisbawahi, bukan berarti menghilangkan yang kemarin. Kadang-kadang kalau kita dengar kata perubahan, berarti hilang," kata Anies dikutip dari kanal YouTube KAHMIJaya, Jumat (17/3/2023).

Diketahui, Anies kerap menggaungkan jargon perubahan setelah resmi diusung oleh Partai NasDem, Partai Demokrat dan PKS sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Dia menjelaskan, dalam jargon perubahan itu terdapat empat komponen yang harus diperhatikan. Yaitu apa yang diteruskan, dikoreksi, dihentikan, dan hal baru yang harus dilakukan ke depan.

"Itu bagian dari perubahan ke depan," ucapnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lantas menyinggung soal momen pemilu. Dia bilang, pesta demokrasi itu merupakan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk berhenti sejenak dan menyusun kembali arah masa depan sesuai cita-cita para pendiri bangsa.

Dia menegaskan, momen pemilu bukan untuk membandingkan visi misi pemimpin mendatang dengan capaian dan kerja-kerja pemimpin di dua periode sebelumnya.

"Negara ini pun begitu. Setiap 5 tahun berhenti sejenak. Bukan untuk membandingkan dengan 2-3 periode kemarin, tapi untuk membandingkan apakah arah yang kita tempuh masih sama dengan cita-cita republik ini," kata Anies.

"Jadi mengambil garis lurusnya itu bukan dari garis lurus periode kemarin, dari periode 2-3 periode," ucapnya.

Lebih lanjut, Anies menyebutkan bahwa pemimpin selanjutnya harus bisa menarik garis lurus dari apa yang dicita-citakan para pendiri bangsa.

Dia menggarisbawahi, yang menjadi cita-cita para pendiri bangsa itu bukan hanya soal kemajuan, tapi mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh warganya.

"Jadi ketika kita melihat titik kedepan, itu bukan semata-mata membuat garis lurus dari yang kemarin, bukan," tegasnya.

"Jadi, titik berangkatnya itu 1945, titik ujungnya adalah keadilan sosial," pungkas Anies. 

Rekomendasi