Gara-gara Sindir Prabowo Capres 'Hobi' Kalah, Gerindra Adu Mulut dengan PDIP

| 28 Apr 2023 22:50
Gara-gara Sindir Prabowo Capres 'Hobi' Kalah, Gerindra Adu Mulut dengan PDIP
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (Gabriella Thesa/ ERA)

ERA.id - Politisi Partai Gerindra Andre Rosiade terlibat adu mulut dengan Politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu saat menjadi pembicara dalam rilis survei Poltracking terkait peta elektoral Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 pada Jumat (28/4/2023).

Cek cok kedua politisi itu bermula dari sindiran Adian kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, yang dinilainya sebagai calon presiden (capres) dengan rekam jejak paling sering kalah.

Adian mengatakan, partainya tak khawatir harus kembali berhadap-hadapan dengan Prabowo di Pemilu 2024. Elektabilitas bakal calon presiden (bacapres) dari PDIP Ganjar Pranowo juga diyakini tak tergerus oleh Prabowo.

"Bagaimana kita mau takut atau kita khawatir kalau melawan Prabowo yang berkali-kali kalah. Prabowo belum pernah punya pengalaman menang, pengalamannya kalah terus," kata Adian.

Diketahui, Prabowo tercatat dua kali kalah sebagai calon presiden saat melawan Joko Widodo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019.

Atas pengalaman tersebut, menurut Adian, kontestasi pilpres menjadi kurang menyenangkan jika harus melawan pihak yang tak pernah merasakan kemenangan.

"Sebenarnya enggak menyenangkan buat kita bertanding dengan orang yang berkali-kali kalah, kayanya gimana gitu. Enggak asik gitu lho. Sorry ya, ndre," ucap Adian sambil tersenyum.

Merespons pernyataan itu, Andre Rosiade pun menjawab dengan nada cukup tinggi. Dia mengatakan, orang maupun pihak yang sombong pasti akan kalah.

Dia juga menyinggung Presiden Amerika Abraham Lincoln yang sebelumnya kalah hingga 20 kali dalam kontestasi pemilihan presiden. Namun, di kesempatan yang ke 21, Abraham Lincoln akhirnya terpilih menjadi presiden.

"Orang angkuh bakal kalah, biasa itu. Mungkin enggak baca sejarah juga, Abraham Lincoln itu kalah 20 kali, yang ke 21 itu menjadi presiden Amerika," kata Andre.

Adian lantas menanggapi pernyataan itu dan meminta Andre menahan emosi. Dia menjelasan, maksud ucapannya itu agar di Pilpres 2024 mendatang Ganjar Pranowo berhadapan dengan lawan yang sepadan.

"Jangan emosional dong, lu gimana. Kita butuh lawan yang juga pernah menang gitu lho. Kalau kawan yang kalah terus, enggak greget, gitu ndre," ucap Adian.

"Enggak apa-apa, mungkin ada yang angkuh dan sombong, enggak apa-apa," jawab Andre.

Mantan aktivis 98 itu pun kembali melanjutkan argumennya. Menurutnya, kompetisi menjadi tidak imbang apabila Ganjar harus berhadapan dengan Prabowo.

Dia mengibaratkannya seperti pertandingan tinju yang tak menarik ditonton apabila yang bertanding tidak memiliki rekam jejak yang sama.

"Ada perbandingan yang memang Apple to Apple, ada pertarungan yang Apple to Apple misalnya, petinju yang menang sekian kali kemudian masuk ke ring tinju dengan petinju yang sudah menang dengan jumlah hampir sama," kata Adian.

"Nah ini kan agak kurang asyik ketika kita diadu yang berkali-kali menang dengan yang belum pernah menang gitu loh itu doang," imbuhnya.

Mendengar Adian berkali-kali menyebut Prabowo sebagai capres gagal, Andre langsung pasang badan. Dia mengungkit peran ketua umumnya dalam sejumlah kompetisi politik.

Menurutnya, Prabowo tak bisa disepelekan. Sebab tercatat pernah mengantarkan suatu tokoh menuju kemenangan. Salah satunya saat Pilkada DKI Jakarta 2012 dengan ikut mengusung pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahjapurnama alias Ahok.

"Pak Prabowo itu hanya menghasilkan pemenang-pemenang. Jokowi-Ahok itu Pak Prabowo yang mengusungnya, bahkan meyakinkan ibu Mega (Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri). Bu Mega kan maunya Fauzi Bowo waktu itu," ucap Andre.

Tak hanya itu saja, Andre juga menyinggung soal Pilkada DKI Jakarta 2017 saat Partai Gerindra mengusung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Dia mengatakan, Anies bisa menang lantaran dimodali oleh Prabowo.

"Anies Baswedan juga Pak Prabowo yang mengantarkan menang jadi gubernur. Diantar, dimodali jadi gubernur DKI," ucapnya.

Anggota DPR RI itu bahkan mengingatkan PDIP supaya tak bersikap sombong. Mengutip nasihat dalam Alquran, Andre menyebut bahwa roda kekuasaan akan berputar.

"Jadi santai saja, mungkin ada yang merasa menang terus, ya pasti jabatan itu akan dipergilirkan, kadang ada yang di atas, kadang ada di bawah, 2024 kita gantian," kata Andre.

Menanggapi argumen itu, Adian balik menyindir. Dia membenarkan bahwa Prabowo bisa memenangkan tokoh lain, namun sayangnya tak mampu membuat dirinya sendiri menang dalam kontestasi demokrasi.

"Mungkin Pak Prabowo punya kemampuan memenangkan orang, tapi tidak punya kemampuan memenangkan dirinya," ucap Adian.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pemerintahan 2024 sudah dipastikan akan berganti dari Presiden Jokowi ke Ganjar Pranowo.

"Mohon maaf nih, tidak bermaksud angkuh, tidak bermaksud merendahkan, tidak. Cuma bisa enggak sih kita mendapatkan lawan yang seimbang," ucapnya.

Perdebatan antara dua kader loyalitas Gerindra dan PDIP itu masih berlanjut, kali ini Andre menyinggung langkah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mengumumkan pencapresan Ganjar menjelang lebaran, lantaran panik.

Dia menyebut, hasil sejumlah survei elektabilitas Prabowo dan Partai Gerindra lebih unggul dibandingkan Ganjar dan PDIP.

"Deklarasi bu Mega satu hari sebelum lebaran itu menunjukkan paniknya PDI Perjuangan. Melihat hasil survei Indikator itu menyatakan Pak Prabowo unggul hampir lima persen, dan juga Gerindra sudah mempet habis PDIP," kata Andre.

Menjawab hal itu, Adian memastikan partainya tak takut bersaing dengan siapapun, termasuk dengan Partai Gerindra. Maupun kompetisi antara Ganjar dan Prabowo.

"Kalau kemudian Andre Melihatnya sebagai kompetisi partai, PDIP dan Gerindra ini kita lihat hasil perolehan pileg. Kalau kemudian kita bicara capres ya kita bicara Ganjar dan Prabowo," ucapnya.

Lantaran semakin panas, moderator pun menyudahi perdebatan tersebut. Namun, Andre menegaskan bahwa sikapnya ini dipicu oleh pernyataan Adian yang dinilai telah menghina ketua umum partainya.

"Saya kan menjawab karena menyerempet dan menghina pimpinan saya gitu loh. kami Gerindra pak Prabowo mengajarkan untuk menghormati lawan, tapi kami tidak pernah takut kalau menghadapi tantangan siapa saja," pungkas Andre.

Rekomendasi