ERA.id - Kementerian Kesehatan RI melakukan pendekatan stimulasi kognitif untuk mengatasi penyakit demensia yang rentan dialami jamaah calon haji berusia di atas 60 tahun selama beribadah di Tanah Suci.
"Stimulasi kognitif dilakukan dengan cara mengajak pasien dan bersosialisasi," kata Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dari Kemenkes RI M. Imran yang dikonfirmasi di Jakarta dikutip dari Antara, Selasa (6/6/2023).
Demensia adalah penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan cara berpikir bagi penderitanya. Penyakit itu rentan terjadi pada kelompok masyarakat lansia.
Gejalanya diikuti dengan gangguan cara berpikir, seperti disorientasi tempat, waktu, hingga lupa dengan orang-orang di sekitarnya.
Umumnya gejala yang bisa terlihat di awal seperti mudah lupa, terutama untuk kejadian-kejadian yang baru saja dialami, kemudian sulit mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, termasuk sulit mengingat waktu dan tempat, terutama setelah mereka berpindah dari kampungnya ke embarkasi atau ke Tanah Suci.
Imran mengatakan kejadian itu dialami beberapa calon haji asal Indonesia. Salah satunya kejadian yang baru-baru ini viral di tayangan video media sosial saat seorang calon haji lansia meminta pulang untuk memberi makan ayamnya di rumah.
Peristiwa itu menyita perhatian warganet, sebab berlangsung di kabin pesawat dalam perjalanan dari Indonesia menuju Arab Saudi.
Selain itu, ada beberapa kasus calon haji yang sudah tiba di Tanah Suci, tapi masih menganggap ia sedang berada di kampungnya.
Imran mengatakan demensia menjadi salah satu penyakit rentan yang perlu diantisipasi dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Alasannya, terdapat 45 persen dari total 200 ribuan kuota calon haji yang rentan mengalami demensia.
Tenaga kesehatan haji telah disiagakan untuk melakukan pendampingan kepada pasien hingga mereka pulih dan mengajak untuk bersosialisasi dengan rekannya guna mencegah demensia.
“Demensia ini merupakan fenomena jamaah haji Indonesia tahun ini, karena memang jumlah lansianya lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” katanya.
Calon haji yang mengalami demensia langsung dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah untuk mendapatkan terapi stimulasi kognitif. Biasanya setelah terapi ini ingatan pasien akan pulih kembali, kata Imran.
Setelah pasien dinyatakan pulih, hal yang masih perlu diwaspadai adalah potensi demensia yang dipicu dehidrasi akibat kelelahan pasien selama beribadah.
"Bagi mereka yang lansia disarankan untuk beristirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri beraktivitas di luar kegiatan ibadah haji, sebab cuaca sedang panas," ujarnya.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo mengimbau calon haji, terutama lansia dan mempunyai risiko tinggi kesehatan untuk tidak memaksakan diri melakukan aktivitas fisik yang berlebihan.
"Sesuaikan dengan kemampuan masing-masing dalam beribadah," ujarnya.
Kemudian, bagi jamaah calon haji mandiri yang sehat agar turut mengawasi dan memberikan pendamping terhadap lansia dan mereka yang berkomorbid.
"Kami juga minta calon haji mewaspadai cuaca panas di Arab Saudi dengan selalu menggunakan alat pelindung diri, seperti payung, masker, kaca mata hitam, semprotan air, dan alas kaki, saat berada di luar hotel," katanya.
Ia mengimbau calon haji untuk tidak melupakan asupan minum air minimal satu gelas atau 200 ml per jam. "Jangan menunggu haus, karena di sana jarang merasa haus karena fokus ibadah," katanya.
Bagi jamaah yang memiliki penyakit komorbid untuk minum obat teratur sesuai anjuran, dan memeriksakan diri secara rutin ke tenaga kesehatan haji.
"Jika ada keluhan badan kurang sehat segera hubungi petugas kesehatan terdekat, siapapun petugas kesehatannya, supaya bisa segera diberikan tindakan," katanya.