RSCM Sediakan Ruangan Khusus hingga Bobok Tembok untuk Rawat Pria Obesitas dengan Bobot 300 Kg dari Tangerang

| 14 Jun 2023 16:16
RSCM Sediakan Ruangan Khusus hingga Bobok Tembok untuk Rawat Pria Obesitas dengan Bobot 300 Kg dari Tangerang
Pria obesitas di Tangerang saat akan dievakuasi dari rumahnya (Dok Istimewa)

ERA.id - RSCM menyatakan menyediakan ruang rawat khusus untuk pria obesitas yang memiliki bobot 300 kg asal Tangerang Moch Fajri Rifana (26).

Direktur Utama RSUPN RSCM Jakarta Lies Dina Liastuti mengatakan ruangan tersebut kini disebut sebagai IDG Mini.

Ruang di lantai dasar Gedung Kiara itu, jelas dia, dirancang menyesuaikan dimensi tubuh pasien.

"Karena kondisi luar biasa, kami siapkan ruang rawat khusus satu ruangan hanya untuk yang bersangkutan, karena tidak bisa di tempat tidur biasa. Berat badannya tidak memungkinkan," katanya dikutip dari Antara.

Pihak RSCM juga terpaksa membobok dinding pintu IGD Mini saat harus mengevakuasi tubuh Fajri ke dalam ruang perawatan berukuran 6x6 meter persegi. Tim medis juga memindahkan satu set alat ICU yang dibutuhkan menuju ruang rawat Fajri.

Hampir sepekan perawatan Fajri, tim dokter memastikan kondisinya stabil. Hasil diagnosa sementara ditemukan sejumlah masalah kesehatan yang timbul akibat obesitas, di antaranya masalah paru-paru dan jantung, metabolisme yang tidak maksimal akibat hormon tiroid yang rendah, hingga lecet di sejumlah bagian kulit karena lipatan kulit.

Dokter spesialis anestesi RSCM Sidartha Kusuma melaporkan belum ditemukan komorbid pada tubuh pasien. Namun ia menyoroti tentang riwayat kecelakaan lalu lintas yang dialami Fajri tiga tahun lalu berkaitan dengan peningkatan bobot tubuh pasien.

"Mungkin riwayat kecelakaannya itu yang membuat dia benar-benar tidak beraktivitas, sehingga terjadi timbunan lemak yang berlebih," katanya.

Sebelum peristiwa kecelakaan, berat badan Fajri berkisar 150 kg, tapi setelah kecelakaan bobotnya bertambah hingga hampir 300 kg.

Saat ini pasien sedang dalam prosedur perawatan lanjutan, di antaranya ventilasi mekanik menggunakan ventilator untuk membantu pernapasan sementara, pemantauan ketat tanda vital tekanan darah, pernapasan, saturasi oksigen, dan laju nadi, teropong saluran napas untuk evaluasi dahak yang tersumbat dan menilai saluran napas dan paru-paru pasien.

Dokter juga memeriksa hormon insulin, hormon tiroid, dan gula darah untuk mengevaluasi kondisi obesitas pasien, pemeriksaan aliran darah ke kepala oleh dokter saraf untuk menilai ada penurunan suplai darah ke otak atau tidak, dan rencana pemberian obat topikal untuk infeksi di kulit.

Tim medis RSCM belum bisa memastikan kapan waktu perawatan Fajri usai.

"Kemungkinan akan agak lama untuk pemulihan pasien," demikian Lies Dina Liastuti.

Rekomendasi