ERA.id - Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta melibatkan tim medis multi-disiplin keilmuan untuk memulihkan bobot tubuh pasien obesitas asal Tangerang, Provinsi Banten, Moch Fajri Rifana (26).
"Pasien dirujuk dari RSUD Kota Tangerang dan tiba di RSCM pada Jumat (9/6) malam dan telah dilakukan penanganan," kata Direktur Utama RSUPN RSCM Jakarta, dr Lies Dina Liastuti, SpJP(K), MARS, dalam konferensi pers di RSCM Jakarta dikutip dari Antara, Rabu (14/6/2023).
Pasien Fajri ditangani oleh tim dokter multi-disiplin keilmuan di antaranya anestesiologi dan perawatan intensif, respirologi, endokrin-metabolik, gastro-enterologi, kardiologi, ilmu penyakit dalam, bedah digestif, bedah vaskuler, urologi, neurologi, psikiatri, dermatologi venerologi, rehabilitasi medik, gizi klinik, dan tim nakes lainnya.
Ia mengatakan kasus yang dialami pria berbobot hampir 300 kg itu termasuk kejadian langka yang dialami orang dewasa. Kasus itu adalah kali kedua ditangani tim medis RSCM, setelah sebelumnya kasus serupa dialami pasien atas nama Arya Permana (10) pada 2016 dengan bobot sekitar 190 kg.
Sedangkan, kasus obesitas pada anak ditangani RSCM pada awal 2023 atas nama Muhammad Kenzi Alfaro, balita 16 bulan berbobot 27 kg asal Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Ia mengatakan RSCM menyediakan ruang rawat khusus untuk pasien Fajri, yang disebut IGD Mini. Ruang di lantai dasar Gedung Kiara itu dirancang menyesuaikan dimensi tubuh pasien.
"Karena kondisi luar biasa, kami siapkan ruang rawat khusus satu ruangan hanya untuk yang bersangkutan, karena tidak bisa di tempat tidur biasa. Berat badannya tidak memungkinkan," katanya.
Pihak RSCM juga terpaksa membobok dinding pintu IGD Mini saat harus mengevakuasi tubuh Fajri ke dalam ruang perawatan berukuran 6x6 meter persegi. Tim medis juga memindahkan satu set alat ICU yang dibutuhkan menuju ruang rawat Fajri.
Hampir sepekan perawatan Fajri, tim dokter memastikan kondisinya stabil. Hasil diagnosa sementara ditemukan sejumlah masalah kesehatan yang timbul akibat obesitas, di antaranya masalah paru-paru dan jantung, metabolisme yang tidak maksimal akibat hormon tiroid yang rendah, hingga lecet di sejumlah bagian kulit karena lipatan kulit.
Dokter spesialis anestesi RSCM Sidartha Kusuma melaporkan belum ditemukan komorbid pada tubuh pasien. Namun ia menyoroti tentang riwayat kecelakaan lalu lintas yang dialami Fajri tiga tahun lalu berkaitan dengan peningkatan bobot tubuh pasien.
"Mungkin riwayat kecelakaannya itu yang membuat dia benar-benar tidak beraktivitas, sehingga terjadi timbunan lemak yang berlebih," katanya.
Sebelum peristiwa kecelakaan, berat badan Fajri berkisar 150 kg, tapi setelah kecelakaan bobotnya bertambah hingga hampir 300 kg.
Saat ini pasien sedang dalam prosedur perawatan lanjutan, di antaranya ventilasi mekanik menggunakan ventilator untuk membantu pernapasan sementara, pemantauan ketat tanda vital tekanan darah, pernapasan, saturasi oksigen, dan laju nadi, teropong saluran napas untuk evaluasi dahak yang tersumbat dan menilai saluran napas dan paru-paru pasien.
Dokter juga memeriksa hormon insulin, hormon tiroid, dan gula darah untuk mengevaluasi kondisi obesitas pasien, pemeriksaan aliran darah ke kepala oleh dokter saraf untuk menilai ada penurunan suplai darah ke otak atau tidak, dan rencana pemberian obat topikal untuk infeksi di kulit.
Tim medis RSCM belum bisa memastikan kapan waktu perawatan Fajri usai.
"Kemungkinan akan agak lama untuk pemulihan pasien," demikian Lies Dina Liastuti.