ERA.id - Pakar politik sekaligus akademikus Universitas Bengkulu, Dr Panji Suminar menyebutkan Golkar dan PAN sebaiknya membuat poros keempat di Pemilu presiden 2024. Alasannya, demi menyelamatkan partai dalam memastikan partai lolos ambang batas parlemen.
"Sebenarnya kalau menyelamatkan partai calonkan saja Airlangga-Zulkifli Hasan atau Airlangga berpasangan dengan Erick Thohir yang di-endorse PAN, membuat poros keempat di pilpres, itu akan meningkatkan soliditas partai mereka di pemilu," kata Dr Panji Suminar, Kamis kemarin.
Menurut dia, saat ini kader dua parpol tersebut gamang dengan pilihan capres mereka. Sebagian kader maupun pemilih dari Golkar dan PAN menjatuhkan pilihannya kepada sosok Anies Baswedan sebagai capres, sedangkan parpolnya lebih cenderung ke Ganjar Pranowo atau Prabowo untuk diusung.
Ketika Golkar atau PAN menyatakan untuk mendukung Ganjar atau Prabowo, menurut dia, dikhawatirkan beda pilihan capres para kader dan pemilih dengan pilihan partai akan membuat parpol terbelah dan tidak solid.
Akhirnya, kinerja partai dalam mengamankan diri melampaui ambang batas parlemen tidak berjalan maksimal. Sementara, lanjut dia efek ekor jas dari sosok capres juga tidak didapat akibat dari beda pilihan tersebut.
"Dengan mencalonkan ketua-ketua umum mereka, maka para kader akan solid, suara yang tercecer ke Anies Baswedan akan kembali ke rumahnya masing-masing (ke Golkar dan PAN). Memang mereka tidak menang, tapi strategi ini bagus untuk menghadapi pemilu legislatif," kata dia.
Membentuk poros keempat itu, lanjut dia, juga tidak akan berbenturan dengan politik kekuasaan, karena majunya Golkar dan PAN ke gelanggang pencapresan sesungguhnya akan menggerus ceruk suara Anies Baswedan.
"Kalau Golkar dan PAN yang mencalonkan presiden (poros keempat), itu bisa menggerus suara Anies Baswedan, jangan salah, pemilih Anies itu banyak berasal dari warga, kader atau simpatisan Golkar dan PAN, tapi kalau mereka mencalonkan ketum masing-masing, maka kemudian pemilih-pemilih selama ini menjatuhkan pilihan ke Anies akan kembali ke Golkar dan PAN," ucapnya.
Kemudian untuk pilpres, Golkar dan PAN menurut dia juga bisa berbicara banyak, tapi pada putaran kedua. Dengan empat pasang capres yang maju, kemungkinan pemilu presiden menjadi dua putaran sangat terbuka lebar.
"Mencalonkan Airlangga-Zulkifli memang tidak menang karena elektabilitas. Tapi di putaran kedua, parpol ini bisa bicara banyak, menyuguhkan dukungan, punya posisi tawar mendukung pasangan capres yang maju ke putaran kedua dengan membawa hasil pemilu legislatif mereka usai memastikan lolos ambang batas parlemen," kata Panji.
Kedua parpol tersebut, menurut Panji juga memiliki keuntungan di pilpres karena dapat memilih calon mana yang berpotensi menang untuk putaran kedua, menjadi bagian dari koalisi pemerintahan nantinya.
"Kalau Golkar dan PAN lolos ambang batas parlemen, maka hasilnya langsung diketahui usai hari pemungutan suara. Kemudian, jumlah kursi parlemen yang didapat itu menjadi posisi tawar mereka ketika menawarkan dukungan untuk putaran kedua pilpres," ujar Panji.