ERA.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura, Papua, menyebut debit air di daerah itu berkurang sebagai dampak penebangan pohon dengan sembarangan sehingga mengakibatkan kekeringan atau terjadi banjir saat hujan dengan intensitas tinggi.
"Ini karena dampak dari populasi penduduk yang semakin banyak di wilayah perkotaan dan lapangan kerja yang sulit, sehingga orang yang datang ke Kota Jayapura membuka lahan di hulu yang menyebabkan membuat debit air berkurang," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Jayapura Frans Pekey di Jayapura dikutip dari Antara, Jumat (11/8/2023).
Menurut Pekey, hal tersebut yang membuat kebutuhan air bersih Kota Jayapura menjadi berkurang, apalagi penduduk di Kota Jayapura bertambah terus.
"Ini yang menyulitkan kami saat ini sehingga kami harap PT Air Minum Daerah agar terus melakukan inovasi guna mengatasi masalah ini, seperti memanfaatkan Danau Sentani," ujarnya.
Pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat di Kota Jayapura untuk tidak merusak hutan lindung sebagai sumber air.
"Dan juga senantiasa menggunakan air bersih sesuai dengan kebutuhan secukupnya, apalagi saat ini diprediksi perubahan iklim El Nino pada Agustus-September 2023," katanya.
Dia menambahkan penghematan air saat ini sangat penting di Kota Jayapura dan pihaknya mengajak semua pihak bertanggungjawab dalam menjaga kelestarian hutan.
"Sehingga sumber air di Kota Jayapura tetap terjaga dan bisa memenuhi kebutuhan warga di semua wilayah setempat," ujarnya.