ERA.id - Bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengaku, tak pernah merasa langkah politiknya menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dijegal.
Hal itu disampaikan dalam acara diskusi publik bertajuk 'Desak Anies' di Post Bloc, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (15/8/2023) malam.
"Oh enggak, malah saya tadi mengatakan, saya tidak pernah merasa dijegal, saya tidak merasa khawatir dengan itu semua," kata Anies.
Dia megatakan, dalam politik, khususnya jelang pemilihan umum (pemilu) sangat normal apabila persaingan diwarnai aksi saling menahan dan menghentikan langkah lawannya.
"Bagi saya, di dalam proses politik itu normal ada yang berusaha untuk memangkas, ada yang berusaha untuk menghentikan, ya itulah kompetisi," ucapnya.
Dia mencontohkan, dalam kompetisi olahraga pun ada cara-cara untuk memenangkan pertandingan. Misalnya dalam pertandingan bulu tangkis, hal biasa pemain saling melakukan smash.
Anies menekankan, selama cara-cara yang digunakan tidak merugikan pihak lainnya, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan.
"Jadi, kita juga enggak usah cenggeng dan berharap jangan ada yang mencoba menghentikan, itu biasa saja," kata Anies.
Saat disinggung kerap merasa menjadi korban penjegalan dalam pencapresaaannya, Anies tegas membantah. Dia mengatakan, sama sekali tak pernah berkeluh kesah dengan upaya-upaya yang menjantuhakannya.
"Saya tidak pernah berkeluh kesah juga. Kami jalani ini sebagai sesuatu yang normal," ucapnya.
Dia mengatakan, upaya-upaya tersebut justru menjadi bukti bahwa dirinya lawan yang diperhitungkan. Dia meyakini masih mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
"Saya tidak pernah merasa itu dianggap jegal, justru saya merasa inilah bukti bahwa apa yang kita kerjakan Insya Allah akan mendapatkan simpati dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat," pungkasnya.