ERA.id - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyebutkan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menjadi model pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis teknologi.
"Kami percaya bahwa IKN dapat menjadi model pembangunan berkelanjutan yang mencerminkan nilai-nilai inklusif, keberlanjutan dan berbasis teknologi," ujar Kepala Otorita IKN Bambang Susantono dalam keterangannya di Jakarta dikutip dari Antara, Kamis (17/8/2023).
Bambang mengatakan pembangunan IKN sebagai ibu kota negara baru akan menjadi salah satu langkah strategis dalam memastikan Indonesia muncul sebagai negara maju yang diakui dunia.
"Dengan integrasi infrastruktur modern, energi baru terbarukan serta teknologi digital, IKN dapat menjadi pilar utama dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045," katanya.
Pemerintah telah meluncurkan Visi Indonesia Emas 2045, yang menjadi gambaran ideal dan target tujuan yang harus dicapai Indonesia di usianya yang ke-100 tahun sejak kemerdekaan.
Pada tahun 2045 nanti, Indonesia diproyeksikan menjadi negara maju dan sejahtera dengan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-4 di dunia berdasarkan paritas daya beli (purchasing power parity/PPP). Hal ini didasari oleh potensi yang dimiliki Indonesia untuk mewujudkan visi tersebut.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan Indonesia memiliki banyak potensi untuk bisa lepas dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap) dan menjadi negara maju.
"Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang tidak dimiliki negara lain seperti pasar domestik yang besar, potensi tenaga kerja produktif, dan memiliki populasi melek digital yang tinggi. Oleh karena itu, Indonesia harus mengoptimalkan segala peluang dan potensi yang ada," ujar Arsjad.
Dalam hal sumber daya manusia (SDM), Indonesia akan menikmati bonus demografi pada 2030 ketika jumlah penduduk usia produktif diperkirakan mencapai 68,3% dari total populasi.
Selain itu, Indonesia juga diuntungkan dengan sumber daya alam dan biodiversitas yang melimpah, termasuk cadangan nikel yang terbesar di dunia yakni sebanyak 21 juta ton dan sumber daya energi baru dan terbarukan (EBT) hingga 3.600 gigawatt.