ERA.id - Pengamat politik Iqbal Themi mengaku kalau wacana duet Ganjar dan Anies kemungkinan terjadi kalau beberapa pembesar partai seperti Megawati, Surya Paloh, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Salim Assegaf senang.
Walau Themi melihat kemungkinan terwujudnya duet Ganjar-Anies kecil. Adapun soal kelebihan, dia menganggap kejadian itu bisa mengakhiri keterbelahan.
"Dari perspektif persatuan nasional, bisa mengakhiri keterbelahan politik yang saling berdiametral antara kelompok nasionalis dan Islam sejak Pilkada 2017, Pilpres 2019, hingga saat ini riak-riaknya masih terasa di akar rumput," kata Themi, Rabu kemarin.
Direktur SCL Taktika Konsultan menjelaskan bahwa wacana penyatuan Ganjar-Anies bisa menjadi jalan tengah sekaligus solusi konsolidasi nasional untuk membicarakan kepentingan politik kebangsaan yang lebih besar.
"Pascapandemi Indonesia masih terus membutuhkan upaya percepatan pertumbuhan ekonomi. Di titik ini konsolidasi nasional, yakni persatuan elite hingga rakyat menjadi kunci utama," katanya menegaskan.
Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia ini mengatakan bahwa bakal calon presiden Prabowo Subianto sudah diusung oleh partai politik berhaluan nasionalis dan religius.
Apabila duet Ganjar-Anies terjadi, dua kontestan Pilpres 2024 sama-sama didukung oleh kelompok nasionalis dan religius.
"Tidak ada lagi isu-isu yang mengancam keterbelahan, sebagai satu bangsa, yang menjadi alat saling serang antarlawan politik," katanya.
Secara politik, kata Themi, jalan menuju terwujudnya wacana itu akan lebih terjal, sebab apakah Anies mau jadi cawapres, sementara dia sudah berkeliling mengenalkan diri hendak menjadi capres pada Pilpres 2024.
Kedua, penolakan Demokrat dan PKS perlu menjadi perhatian serius bagi Anies dan NasDem. Selain kedua partai ini akan merasa dikhianati, perpecahan koalisi perubahan di pertengahan jalan seperti ini, efeknya disinsentif elektoral bagi Anies.
Jalan terjal berikutnya, kelompok Islam yang selama ini menjadi tulang punggung pendukung Anies, yang secara arah politik menginginkan perubahan, mayoritas akan kecewa dan meninggalkan Anies jika benar-benar mantan Gubernur DKI Jakarta ini pada akhirnya menjadi cawapres dari Ganjar.