ERA.id - Peneliti dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai wajar jika bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo muncul menjadi kandidat yang paling digemari generasi Z dalam sejumlah survei. Menurutnya, karakter personal Ganjar memang cocok dengan mayoritas generasi Z.
"Secara personal, memang objektif. Ganjar memang sangat mirip dengan karakter Pak Jokowi. Generasi Z ini kan mereka ingin responsnya (pemerintah terhadap beragam persoalan) itu serius dan detail. Tidak ada sloganistik macam-macam," kata Saidiman dalam keterangannya di Jakarta dikutip dari Antara, Senin (9/10/2023).
Adapun survei periodik Litbang Kompas yang dirilis awal Oktober lalu merekam tingkat elektabilitas para bakal capres di kalangan gen Z atau mereka yang masuk dalam rentang usia 17-25 tahun. Kompas menemukan tingkat keterpilihan Ganjar di kalangan gen Z mencapai 31 persen.
Pada posisi kedua, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menempel ketat dengan tingkat elektabilitas sebesar 28,2 persen. Kemudian, bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan hanya memperoleh 8,2 persen suara responden.
Kendati demikian, survei Litbang Kompas juga mendapati masih banyak pemilih dari kalangan gen Z yang tidak menjawab atau merahasiakan capres pilihannya di Pilpres 2024. Persentase untuk kategori tersebut sebesar 22.7 persen.
Keunggulan Ganjar lainnya, sambung Saidiman, karena sangat aktif di media sosial (medsos). Di beragam platform medsos, Ganjar rutin mengunggah aktivitas sehari-hari yang terkadang tak ada kaitannya dengan dunia politik. Hal itu cenderung disukai gen Z.
"Semisal lari-lari pagi. Bagi sejumlah orang, itu biasa saja. Tetapi, dilihat oleh generasi milenial, dia bisa berkomunikasi dengan siapa pun dan dijawab secara spontan. Itu juga penting. Membangun kualitas personal dari capres-capres, yang selain dia (Ganjar), terlihat fit, misalnya," ucapnya.
Faktor Jokowi juga turut mempengaruhi tingginya tingkat keterpilihan Ganjar di kalangan gen Z. Ia menilai, mayoritas gen Z puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi.
Sebab, sama-sama kader PDI-Perjuangan, gen Z menganggap Ganjar sebagai suksesor Jokowi.
"Mereka gen Z lebih banyak mengapresiasi dan menginginkan agar pemerintahan ke depan itu melanjutkan yang sudah dilakukan Presiden Jokowi. Umumnya, mereka melihat Ganjar Pranowo itu sebagai pelanjut dari Pak Jokowi," jelas Saidiman.
Meski begitu, Saidiman berpendapat membangun kedekatan dengan gen Z tak cukup hanya dengan unggahan medsos saja. Ganjar juga perlu menyusun program-program yang berpihak kepada kaum muda, semisal yang terkait dengan penyediaan lapangan kerja dan lainnya.
"Kemudian isu yang mereka perhatikan itu adalah mengenai isu akuntabilitas aparat, dan penyelenggaraan birokrasi (yang menangani) persoalan-persoalan publik. Soal korupsi, dan lingkungan itu juga mendapat perhatian. Jadi, kalau ada capres yang bisa masuk ke situ, saya kira, itu akan mendapatkan simpati lebih jelas," tuturnya.
Sebelumnya, politikus PDI-P Hendrawan Supratikno menilai besarnya dukungan gen Z terhadap Ganjar, karena gen Z adalah kalangan yang mengedepankan rasional dalam memilih calon presiden.
Dia menyebut Ganjar merupakan sosok pemimpin yang memahami persoalan-persoalan yang dihadapi gen Z dan punya solusi untuk itu.
"Generasi Z sangat rasional soal ini. Rekam jejak dan konsistensi sikap menjadi pertimbangan utama. Ganjar juga lebih teruji secara psikologis dan kehidupan keluarganya harmonis. Psikologi calon penting untuk menilai tempramen dalam menghadapi situasi-situasi strategis," ujar Hendrawan.