Jokowi Bilang Debat Capres Tak Mengedukasi, Ganjar Singgung Pemerintah Tidak Punya Buku Putih Pertahanan

| 09 Jan 2024 18:46
Jokowi Bilang Debat Capres Tak Mengedukasi, Ganjar Singgung Pemerintah Tidak Punya Buku Putih Pertahanan
Capres, Ganjar Pranowo. (Antara)

ERA.id - Calon Presiden (Capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo mengaku heran jika ada yang menilai debat ketiga Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tak mengedukasi.

Dia justru memberikan edukasi dalam debat pada Minggu (7/1) lalu.

"Kalau ada yang mengatakan tidak mengedukasi, saya heran. Ini kami edukasi," kata Ganjar di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (9/1/2024).

Dia lantas menyinggung, dari debat kemarin justru terlihat bahwa pemerintah selama ini tidak punya buku putih pertahanan.

Sebab, data-data terkait pertahanan dan keamanan yang dipaparkannya dalam debat, seluruhnya tidak ada yang berasa, dari Kementerian Pertahanan yang saat ini dipimpin oleh Capres nomor urut dua, Prabowo Subianto.

"Saya waktu mencari data itu, saya tidak menemukan di Kemenhan, tidak menemukan. Justru kita bertanya-tanya, apakah karena ini tidak ada buku putih pertahanan sehingga kita blank tidak bisa membaca, atau kah sengaja tidak ditampilkan," kata Ganjar.

Oleh karena itu, pertanyaannya untuk Prabowo dalam debat justru menjadi pematik bahwa ternyata Indonesia tak punya peta jalan yang jelas karena ketiadaan buku putih pertahanan.

Sementara negara-negara lain memiliki buku putih pertahanan.

"Ini kami mengedukasi, 'eh kita tidak punya buku putih pertahanan loh, dan itu seluruh dunia ada', maka roadmap kita menjadi tidak jelas, berubah-ubah," ucapnya.

Oleh keranan itu, jika nantinya terpilih sebagai presiden kedelapan RI, dia ingin Kementerian Pertahanan punya buku putih. Sehingga, kebijakan-kebijakannya tidak berubah-ubah.

"Maka yang saya sampaikan, mari perencanannya harus bottom up. Sesuaikan dengan kepentingan matra, harus ajeg, jangan berubah-ubah," tegas mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menilai, debat ketiga Pilpres 2024 kurang mengedukasi publik. Sebab, sejumlah capres justru terlihat menyerang personal capres lainnya.

Menurutnya, serang menyerang dalam debat itu wajar, asal yang diserang adalah visi, misi dan program dari calon lainnya.

"Saya melihat, substansi dari visinya malah tidak kelihatan. Yang kelihatan justru saling menyerang. Yang sebetulnya enggak apa-apa, asal kebijakan, asal policy, asal visi yang diserang," kata Jokowi di Serang, Banten, Senin (8/1).

"Bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira enggak baik dan enggak mengedukasi," imbuhnya.

Jokowi juga menyarankan ada perbaikan format debat agar pelaksanaan sawala kandidat pilpres selanjutnya bisa memuat sisi edukatif.

"Saya kira akan banyak yang kecewa, sehingga debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu-rambu sehingga hidup," ujarnya.

Rekomendasi