Sindiran Megawati soal Politisasi Bansos, Aparat Pukul Rakyat, dan Penguasa Tekan ASN

| 22 Jan 2024 09:08
Sindiran Megawati soal Politisasi Bansos, Aparat Pukul Rakyat, dan Penguasa Tekan ASN
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, berkampanye di Lapangan Tegallega, Bandung, Jawa Barat, Minggu (21/1/2024). (Dok. TPN Ganjar-Mahfud)

ERA.id - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyindir kampanye terselubung bermodus bagi-bagi sembako untuk memenangkan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tertentu.

Awalnya, dia meminta masyarakat cermat memilih calon pemimpin mana yang dapat dipercaya untuk memimpin Indonesia ke depan.

"(Calon) pemimpin itu kan ada tiga, bayangkan ada yang kasih sembako-sembako, boleh, tapi mikir yang pinter," kata Megawati dalam orasinya saat mendampingi capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, dalam kampanye akbar perdana bertajuk 'Hajatan Rakyat' di Lapangan Tegallega, Bandung, Jawa Barat, Minggu (21/1/2024).

Dia lantas mempertanyaakan sumber dana kubu yang hobi bagi-bagi sembako untuk memenangkan paslon tertentu. Sebab, sembako yang dimaksud itu bagian dari bantuan sosial (bansos) yang merupakan program pemerintah.

"Emangnya bisa terus-terusan kasih sembako? Nah, pikir yang pintar! Terus itu duitnya dari mana? APBN kan? Kalau dari duitnya sendiri, justru curiga, duitnya dari mana?" kata Megawati.

"Korupsi," teriak massa yang hadir.

"Karena kalau duitnya banyak banget, apa artinya tadi yang pakai 'K' apa? Itu yang di belakang ngomong dulu apa namanya? Pada tahu ya kan," ucap Megawati sambil tertawa.

Oleh karena itu, peimimpin ke depan harus bisa dipercaya. Menurutnya, sosok yang tepat adalah Ganjar dan Mahfud MD. "Kalau ibu sih sudah menetapkan pilih Ganjar-Mahfud, jadi kalian mau bantu ibu, pilih Ganjar-Mahfud," tutur Megawati.

Dalam orasinya, Megawati mengingatkan kembali agara aparat dalam hal ini tentara, polisi, hingga kepala desa untuk untuk bersikap netral dan tidak tunduk pada tekanan penguasa. Menurutnya, aparat itu abdi negara, harusnya membela rakyat, tentara itu untuk melawan musuh, bukan memukul rakyat.

"Babinsa, kepala desa, apa lagi ya? Katanya pemilu untuk semua orang, tapi kok diarahin begitu. Padahal mereka itu dibayar gajinya dari uang siapa? Rakyat. Jadi kepala desa jangan takut, RT jangan takut, karena kamu semua dibayar rakyat Indonesia. Betul?" tutur Megawati.

Rekomendasi