ERA.id - Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar, Idrus Marham merespons soal wacana pertemuan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ia mempertanyakan kapasitas JK bertemu dengan Megawati.
Diketahui, JK selama ini tergabung dalam Partai Golkar dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum periode 2004-2009. Namun, ia memilih mendukung pasangan nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dalam Pilpres 2024. Sedangkan Partai Golkar mengusung pasangan nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Saya kira kalau ada pertemuan itu dalam kapasitas apa?" kata Idrus kepada wartawan di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (29/2/2024).
"Kemarin ada yang nanya ke saya, bagaimana misal kalau JK ketemu atas nama Golkar? Saya katakan, dalam kapasitas apa JK ketemu dengan atas nama Golkar? Dalam kapasitas apa JK bicara atas nama Golkar?" sambungnya.
Menurut Idrus, jika pertemuan itu dilakukan dengan dasar keduanya sebagai tokoh nasional, maka pihaknya juga akan mendorong hal tersebut. Namun, jelas dia, jika JK bertemu Megawati dengan membawa nama partai tanpa ada mandat dari Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, maka tidak etis dilakukan.
"Pertanyaan saya, dalam kapasitas apa, terkecuali ada mandat dari Ketua Umum (Airlangga Hartarto). Kalau tidak ada mandat dari ketua umum, maka sangat tidak etis," jelas Idris.
"Sangat tidak etis JK bicara dengan Mbak Mega atas nama Golkar," sambungnya.
Meski demikian, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ini yakin bahwa JK paham mengenai persoalan etis atau tidak etis. Sehingga ia meyakini pertemuan tersebut tidak bakal membawa nama partai.
“Tidak mungkin JK melakukan itu. Tetapi saya kalau ditanya begitu (JK bertemu dalam kapasitas sebagai politikus Partai Golkar), ya jawabannya begitu. Siapapun yang berbuat di luar posisi dan ada target-target tertentu, saya kira itu tidak etis,” jelas Idrus.
Sebelumnya, Politikus PDI Perjuangan, Adian Napitupulu optimistis pertemuan antara Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dengan Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla atau JK, pasti terjadi.
"Pasti terjadi lah (pertemuan Megawati-Jk)," ujar Adian di Gedung TKRPP, Jakarta, Jumat silam.
Kendati demikian, mantan aktivis 98' itu enggan merincikan lebih lanjut terkait kapan pertemuan itu akan terselenggara. Ia mengatakan hanya mendengar kabar itu saja.
"Kita dengar saja, kita ikuti," ucapnya.
Untuk diketahui, Megawati berada di barisan partai politik pengusung calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Ada empat partai politik pengusung Ganjar-Mahfud, yakni PDI Perjuangan, PPP, Perindo dan Hanura.
Sementara itu, JK berada pada barisan pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN). Adapun paslon nomor urut 1 diusung oleh Partai NasDem, PKS dan PKB.
Kabar rencana pertemuan Megawati dan JK muncul setelah Presiden Jokowi bertemu Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh ke Istana Negara, Minggu (18/2).