Idrus menjelaskan, pertemuan Airlangga dengan JK di kediaman dinas Wakil Presiden pada Kamis (30/11/2017) sangat wajar mengingat JK adalah mantan Ketua Umum Golkar. Adapun pertemuan Airlangga dengan Jokowi berlangsung di Istana Bogor pada siang harinya.
Idrus menilai, Jokowi harus ikut menjaga stabilitas Golkar karena partainya sudah menyatakan dukungan untuk Pilpres 2019.
"Tentu Pak Jokowi memiliki tanggung jawab supaya Golkar ini tidak semakin kecil perolehan suaranya pada 2019, harus semakin meningkat," kata Idrus, di Jakarta, Jumat (1/1/2/2017).
Dengan dukungan Golkar, kata Idrus, perolehan suara Jokowi pada Pilpres 2019 harus di atas 60 persen. Dia menyampaikan hal itu berkaca pada perolehan suara Jokowi-JK pada Pilpres 2014 yang memperoleh 53 persen tanpa dukungan Golkar.
"Kehadiran Golkar harus memberikan kemenangan minimal 65 persen sehingga hubungan antara Pak Jokowi dengan Partai Golkar harus lebih produktif, harus lebih sinergis," ungkap Idrus.
Nama Airlangga muncul sebagai calon kuat Ketua Umum Golkar setelah Setya Novanto ditahan akibat terjerat kasus korupsi pengadaan e-KTP. Muncul desakan dari internal Golkar agar segera dilakukan musyawarah luar biasa untuk mencari pengganti Novanto.
Selain Airlangga, nama lain yang disebut menjadi calon ketua umum adalah Aziz Syamsudin, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, dan Idrus Marham.