ERA.id - Menteri Investasi dan Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menanggapi soal dugaan adanya kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif (TSM) dalam pelaksanaan Pilpres 2024. Menurut dia, hal tersebut perlu dibuktikan agar tidak menimbulkan prasangka buruk.
Adapun dugaan kecurangan itu masuk dalam dalil sengketa hasil Pilpres 2024 yang diajukan kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud ke Mahkamah Konstitusi (MK). Kecurangan secara TSM hingga nepotisme itu diduga dilakukan oleh pasangan Prabowo-Gibran.
Bahkan, dalam sidang sengketa, nama Presiden Joko Widodo sering disebut sebagai orang yang menggunakan kekuasaannya untuk memenangkan Prabowo-Gibran.
"Selama itu (penyalagunaan kekuasaan, TSM) bisa dibuktikan, monggo saja. Tetapi ini kan masih dugaan-dugaan. Yang namanya duga kita juga jangan suudzon," ujar Bahlil.
"Kita apa ya istilahnya? Boleh berpikir, tapi jangan kita memvonis orang. Dia enggak pernah bilang dia akan memutuskan. Kita hargai apa yang sedang bergulir di pengadilan sekarang," sambungnya.
Menurut Bahlil, Jokowi tidak melakukan hal-hal yang dituduhkan oleh pihak Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. Ia juga merasa heran dengan pihak-pihak yang tidak suka putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto.
"Masa Mas Gibran enggak boleh jadi wapres hanya karena bapaknya presiden? Dari mana? Emang ada aturan yang mengatakan bahwa anak dari seorang presiden enggak boleh jadi wapres atau presiden? Kalau itu ada, oke," ujar Bahlil.
Dia menyebut, hal serupa juga berlaku bagi anak seorang gubernur yang maju dalam pilgub. Ia mengatakan, tidak ada aturan yang melarang hal itu.
"Hak warga negara selama dia itu memenuhi syarat dan syaratnya, kan, sudah dipenuhi. Keputusan MK, kan, sudah ada. Dan dia punya pengalaman. Di mananya yang kita harus meragukan kemampuan Mas Gibran?" jelas dia.
Bahlil menilai, Gibran sudah membuktikan dirinya layak menjadi wapres karena sudah mengalahkan dua paslon di putaran pertama Pilpres.
"Teman-teman banyak berpikir bahwa Mas Gibran dalam debat kandidat wapres akan dikalahkan oleh dia kandidat lainnya, ternyata dikasih KO di putaran pertama," ungkap dia
"Jadi hal-hal lain banyak yang kita tidak duga yang memang Mas Wapres ini sebuah karya yang berproses menurut saya, ya. Karena itu dibuktikan dia dalam menyampaikan program dan pikiran-pikiran besarnya," imbuh Bahlil.