ERA.id - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman tak sepakat dengan Partai Golkar soal elektabilitas Ridwan Kamil tergerus oleh Anies Baswedan dan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Dia yakin mantan gubernur Jawa Barat itu berpeluang besar memenangkan Pilkada Jakarta 2024.
Menurutnya, hasil survei tak bisa jadi patokan tingkat elektabilitas seorang tokoh.
"Enggak... Saya paham sekali survei itu hampir selalu tidak tepat ketika dibandingkan dengan hasil," kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/6/2024).
Dia lantas mencontohkan hasil survei Fauzi Bowo alias Foke dan Ahok saat keduanya berlaga di Pilkada DKI Jakarta.
Diketahui, pada Pilkada DKI Jakarta 2007, Foke kalah dari Joko Widodo. Kemudian di Pilkada DKI Jakarta 2017, Ahok juga kalah dari Anies. Padahal keduanya merupakan petahana.
"Ingat saja surveinya Pak Foke waktu itu kurang bagus apa? Surveinya Pak Ahok, bagus sekali ya kan? Ketika pelaksanaan, beda karena masyarakat DKI ini masyarakat yang kritis," ucapnya.
Menurutnya, peta politik di Jakarta tak selalu berpihak pada calon petahana. Sebab, masyarakatnya sudah kritis.
Sehingga, banyak petahana yang justru kalah saat kembali betarung di periode kedua.
"Jadi rakyat DKI ini sangat kritis terhadap inkumben. Begitu juga inkumben Pak Fauzi Bowo, inkumben Pak Ahok, kan dikategorikan inkumben, Pak Anies ini juga menjadi pertanyaan," kata Habiburokhman.
Oleh karenanya, Partai Gerindra menilai Ridwan Kamil memiliki peluang yang besar untuk menang di Pilkada Jakarta ketimbang Pilkada Jawa Barat 2024. Meskipun harus berhadapan dengan Anies.
Ridwan Kamil, menurut Habiburokhman terbukti punya rekam jejak yang bagus saat menjabat sebagai wali kota Bandung maupun gubernur Jawa Barat.
Dibandingkan Anies, menurutnya banyak warga yang kecewa janji kamapnye seperti rumah DP 0 persen tak terlaksana.
Menurutnya, hal itu sudah menjadi perhatian warga Jakarta.
"Jadi itulah masyarakat Jakarta. Menurut saya Ridwan Kamil ini kansnya besar kalau di DKI Jakarta," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengaku, elektabilitas Ridwan Kamil untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024 anjlok. Penyebabnya karena kemunculan nama Anies Baswedan dan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok di bursa bakal calon gubernur Jakarta.
Awalnya, dia menyebut bahwa dinamika Pilkada Jakarta 2024 menghangat setelah Partai Golkar merekomendasikan Ridwan Kamil sebagai bakal calon gubernur Jakarta dan juga Jawa Barat.
"Kan sebenarnya nama Ridwan Kamil muncul di Jakarta itu kan dari Golkar. Dulunya, tujuh bulan yang lalu kita kasih surat tugas di dua tempat, di Jakarta dan Jawa Barat," kata Doli di Jakarta, dikutip Kamis (20/6).
Dia lantas menyinggung soal baliho Ridwan Kamil bertuliskan 'OTW Jakarta' juga memberikan dampak positif bagi elektabilitas mantan gubernur Jawa Barat itu.
"Dulu, waktu pertama kali RK memasang billboard 'OTW Jakarta', memang waktu itu punya daya kejut. Nah elektabilitasnya lumayan," ucap Doli.
Namun, elektabilitas Ridwan Kamil kian tergerus setelah nama Anies Baswedan hingga Ahok dimunculkan.
Belakangan, Anies bahkan menyatakan siap maju di Pilkada Jakarta 2024 dan melanjutkan kepemimpinannya di periode mendatang.
"Tetapi begitu nama-nama lain muncul, kemudian dicalonkan, didengungkan muncul nama Anies Baswedan, muncul nama Basuki Tjahja Purnama, segala macam, nah ini menurunkan elektabilitasnya kalau kita melihat survei hari ini," kata Doli.