ERA.id - Presiden Joko Widodo menyebut pernah berbeda jalan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat Pilpres 2024. Padahal, selama 10 tahun terakhir, Partai NasDem selalu sejalan dengannya.
Hal itu disampaikan dalam sambutannya di Kongres ke III Partai NasDem di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (25/8/2024). Acara itu juga dihadiri oleh Anies Baswedan, yang sempat diusung Partai NasDem sebagai calon presiden di Pilpres 2024 lalu.
Awalnya, Jokowi mengucapkan terima kasih kepada Partai NasDem yang setia mendukungnya. Dia juga menyinggung peran Partai NasDem yang mengusungnya sebagai calon presiden dalam dua kali pilpres, yaitu di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.
"2014, 2019, mulai pencalonan, setelah terpilih, dan dalam menjalankan pemerintahan dalam 10 tahun ini saya sangat merasa didukung penuh oleh partai NasDem," kata Jokowi.
Menurutnya, Surya Paloh merupakan satu-satunya ketua umum partai politik yang kerap menemuinya untuk berdiskusi. Dia menyebut pimpinan Partai NasDem itu sebagai kawan diskusinya tentang gagasan kebangsaan.
"(Surya Paloh) partner diskusi politik saya yang paling banyak kami bertukar pikiran mengenai masa depan bangsa, megenai gagasan masa depan kita dan lain-lain," kata Jokowi.
Meski dekat, Jokowi mengaku sempat berbeda arah politik dengan Surya Paloh. Momen itu terjadi saat Pilpres 2024.
Eks gubernur DKI Jakarta itu menyinggung, ketika Pilpres 2024, Partai NasDem memilih berada di koalisi Perubahan dengan mengusung Anies Baswedan-Muahimin Iskandar. Sementara dirinya mendukung gagasan keberlanjutan yang dibawa oleh Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Ya walaupun di 2024 sempat beda jalan. Bang Surya di satu perubahan, kemudian yang satunya di keberlanjutan," kata Jokowi.
Walaupun berbeda arah dukungan poliitk, menurutnya hal itu wajar terjadi. Karena kedekatan di antara mereka, kedua tokoh ini pun sudah saling mengerti.
Jokowi menyebut hubungannya dengan Surya Paloh sangat alami. Sudah biasa mengalami ketidakcocokan di tengah jalan.
"Ya ndak apa-apa, itu wajat. Kita bisa saling memahami dan kita bisa saling mengerti mengenai perbedaan itu. Karena memang hubungan saya dengan Bang Surya sangat natural, sangat alami, sangat nyata dan apa adanya. Kami bisa sangat dekat, walaupun juga sering berbeda pendapat. Kami bisa saling menemukan kecocokan walau juga banyak di tengah-tengah itu tidak ada kecocokan," ucapnya.
Dia lantas berkelakar, pernah dalam suatu kesempatan, antara dirinya dan Surya Paloh sudah saling sepakat. Namun sepekan kemudian, keduanya justru berbeda pandangan.
"Kami bisa saling mengerti, walau kadang-kadang setelah mengerti juga bingung sendiri-sendiri. Saya pernah salaman, hari ini salaman, sepakat, lalu seminggu kemudian beda. Enggak apa-apa, saya kira itu sangat bangus," kata Jokowi disambut tawa kader Partai NasDem.
Perbedaan, kata Jokowi, wajar terjadi dalam politik. Namun dia memastikan dirinya dan Surya Paloh punya cita-cita yang sama untuk memajukan Indonesia.
"Itulah politik. Kita punya cita-cita yang sama, menggapai Indonesia emas 2045. Tapi prihal bagaimana mencapainya, memang kadang-kadang kita memiliki jalan yang berbeda," ujar Jokowi.