ERA.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak menutup kemungkinan menjerat anggota keluarga mantan pejabat Direktorat Jenderal Pajak Rafael Alun Trisambodo, dalam perkara dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
"Hal tersebut sangat memungkinkan ya," kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika, dikutip Antara, Sabtu (9/11/2024).
Namun untuk menempuh opsi tersebut, Tessa mengatakan harus ada alat bukti yang cukup. Selain itu, jaksa penuntut umum (JPU) KPK juga harus berkomunikasi dan menggelar ekspos bersama pimpinan dan internal KPK.
"Apabila kesaksian maupun alat bukti mendukung untuk itu, tidak tertutup kemungkinan pihak-pihak yang diduga menikmati atau memiliki peran aktif dalam perkara tersebut, bisa diminta pertanggungjawaban," ujarnya.
Tessa memastikan akan segera mengumumkan apabila ada penetapan tersangka baru dalam perkara tersebut.
"Bila ada perkembangan, apakah ada tersangka baru atau tidak, nanti kita akan update lagi," tegasnya.
Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Rio Frandy menyebutkan istri, adik, kakak, anak, hingga ibu terpidana Rafael Alun terlibat dalam tindak pidana pencucian uang (TPPU) kasus korupsi yang menjerat Rafael.
Hal tersebut, kata JPU, telah terbukti berdasarkan fakta yang terungkap dalam persidangan, dengan TPPU itu tidak hanya dilakukan oleh Rafael bersama sang istri, Ernie Meike Tarondek, tetapi juga dilakukan bersama-sama dengan sang ibu, Irene Suheriani Suparman; sang adik, Martinus Gangsar Sulaksono; sang kakak, Markus Seloadji; beserta sang anak, Christofer Dhyaksadarma.
"Terdapat adanya suatu kerja sama yang erat dan diinsafi dalam mewujudkan tujuan yang dikehendaki bersama," ujar JPU saat membacakan tanggapan atas gugatan keberatan atas perampasan aset keluarga Rafael dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (7/11).
Kerja sama dan kehendak yang sama dimaksud, kata JPU, yakni dalam membayarkan atau membelanjakan harta serta menempatkan harta yang berasal dari tindak pidana korupsi ke dalam transaksi yang seolah-olah sah atau legal.
Meski demikian, KPK hingga saat ini belum menetapkan status hukum terhadap keluarga Rafael tersebut, yang diduga terlibat TPPU.
Adapun TPPU Rafael dilakukan dengan membeli, antara lain tanah dan bangunan di Jalan Wijaya IV Nomor 11 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan; tanah dan bangunan di Jalan Meruya Utara dan Jalan Raya Serengseng, Jakarta Barat, satu unit kendaraan Volkswagen (VW) Caravelle, serta dua unit Kios BM08 dan BM09 Tower Ebony, Kalibata City di Kalibata Residence, Jakarta Selatan, yang diajukan keberatan oleh pemohon.