ERA.id - Kelompok relawan Projo siap bertransformasi menjadi partai politik dan kapal baru untuk Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Hal tersebut merespons pemecatan Jokowi berserta anak menantunya dari partai berlambang kepala banteng itu.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Projo Handoko mengatakan, apabila ada perintah langsung dari Jokowi, pihaknya sudah sangat siap menjadi partai politik.
"Kalau Pak Jokowi perintahkan begitu, ya siap-siap saja," kata Handiko, dilansir dari Antara, Kamis (19/12/2024).
Organisasi relawan yang dibentuk untuk mendukung Jokowi di Pilpres 2019 itu sangat terbuka bagi siapapun yang mendukung langkah politik Jokowi.
Meski begitu, dia mengaku belum ada komunikasi dengan Jokowi prihal transformasi Projo menjadi partai politik.
"Belum (belum ada pembicaraan dengan Jokowi), nanti di saat yang tepat pasti kita bicarakan," kata Handoko.
Sebelumnya, PDI Perjuangan resmi memecat Presiden ke-7 RI Joko Widodo, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Wali Kota Medan Bobby Nasution dari keanggotaan partai berlambang kepala banteng moncong putih.
"DPP Partai akan mengumumkan surat keputusan pemecatan terhadap Saudara Joko Widodo, Saudara Gibran Rakabuming Raka, dan Saudara Bobby Nasution," ujar Ketua DPP bidang Kehormatan Komarudin Watubun dalam keterangan video, Senin (16/12).
Pemecatan Jokowi dan anak menantunya itu berdasarkan surat keputusan nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024; 1650/KPTS/DPP/XII/2024; dan 1651/KPTS/DPP/XII/2024. Ketiga surat tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto tertanggal 4 Desember 2024.
Dengan tak lagi berstatus sebagai kader, PDIP dengan tegas melarang Jokowi, Gibran, dan Bobby menjual nama partai dalam kesempatan apapun. Partai besutan Megawati pun menyayakan putus hubungan dengan Jokowi beserta keluarganya.
"Terhitung setelah dikeluarkannya surat pemecatan ini, maka DPP PDI Perjuangan tidak ada hubungan dan tidak bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukan oleh saudara Joko Widodo," tegas Komarudin.