Kena Tarif Trump, Pemerintah Kirim Tim Lobi Tingkat Tinggi ke AS

| 04 Apr 2025 15:20
Kena Tarif Trump, Pemerintah Kirim Tim Lobi Tingkat Tinggi ke AS
Presiden Prabowo Subianto. (Antara).

ERA.id - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengatakan, pemerintah Indonesia mengirim tim tingkat tinggi ke Amerika Serikat (AS). Langkah itu dilakukan untuk melobi pemerintah AS terkait kenaikan tarif impor baru yang diteken Presiden Donald Trump.

"Pemerintah mengirimkan tim lobi tingkat tinggi untuk bernegosiasi dengan pemerintah US," kata Hasan kepada wartawan, Jumat (4/4/2025).

Di sisi lain, pemerintah juga sedang menghitung dampak dari kebijakan tersebut. Dia memastikan penghitungan dilakukan dengan cermat.

Selain itu, pemerintah juga menyusun penyederhanaan regulasi di dalam negeri. Sehingga produk-produk Indonesia bisa lebih kompetitif.

"Di dalam negeri sendiri pemerintah juga sedang menerapkan penyederhanaan regulasi agar produk-produk Indoensia bisa lebih kompetitif," kata Hasan.

Diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif ke banyak negara di seluruh dunia, terhadap barang-barang yang masuk ke negara tersebut. Indonesia termasuk salah satu yang terkena tarif impor.

Berdasarkan unggahan Gedung Putih di Instagram, @whitehouse, Indonesia berada diurutan kesepuluh dengan kenaikan tarif impor sebesar 32 persen.

Dari unggahan tersebut, Indonesia bukan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang terkana dampak tarif timbal balik. Diantaranya ada Malaysia, Kamboja, Vietnam, hingga Thailand dengan masing-masing kenaikan tarif Malaysia, Kamboja, Vietnam serta Thailand dengan masing-masing kenaikan tarif 24 persen, 49 persen, 46 persen dan 36 persen.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent meminta negara-negara yang terkena dampak kenaikan tarif impor tak melakukan perlawanan untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.

"Saran saya kepada setiap negara saat ini adalah: jangan membalas. Diam saja. Terima dulu. Lihat bagaimana perkembangannya. Karena jika kalian membalas, maka akan terjadi eskalasi. Jika tidak membalas, ini adalah batas tertingginya," ujarnya, dilansir dari Antara, Kamis (3/4).

Pernyataan tersebut juga menegaskan bahwa AS tidak akan memberlakukan tarif pada barang-barang impor yang penting bagi sektor manufaktur dan keamanan nasional, seperti baja, aluminium, otomotif dan suku cadangnya, tembaga, farmasi, semikonduktor, serta kayu, emas batangan, energi, dan beberapa mineral tertentu yang tidak tersedia di AS.

Rekomendasi