LSI Denny JA: Lapangan Pekerjaan Rapor Merah Prabowo- Gibran

| 04 Jun 2025 22:10
LSI Denny JA: Lapangan Pekerjaan Rapor Merah Prabowo- Gibran
LSI Denny JA (Dok. Istimewa)

ERA.id - Tujuh bulan pertama sebuah pemerintahan adalah musim semi politik. Momen ini menjadi waktu ketika harapan publik bertemu dengan kenyataan kebijakan.  

Ini momen ketika janji kampanye mulai diuji oleh denyut kehidupan sehari-hari. 

Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkap ada lima aspek kehidupan masyarakat di era pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang mendapat rapor biru. 

Peneliti senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, mengungkap lima faktor itu, di antaranya sektor ekonomi nasional, politik nasional, hukum nasional, keamanan nasional, serta sosial budaya. 

"Dari lima aspek ini, bahwa semua adalah rapor biru, artinya persepsi masyarakat terhadap kinerja Prabowo-Gibran terkait dengan beberapa aspek dalam kehidupan sehari-hari dinilai positif," ujar Adjie dalam konferensi pers LSI Denny JA, Rabu (4/6/2025).  

Rinciannya, 67,4 persen responden menilai sektor ekonomi nasional sangat baik, hanya 32,3 persen yang menilai buruk atau sangat buruk. 

Hampir seluruh responden (95,1 persen) menilai kondisi sosial budaya nasional berada dalam keadaan baik hingga sangat baik. Ini indikator tertinggi di antara semua sektor.

Kepuasan terhadap keamanan nasional mencapai 83,1 persen. Diikuti penegakan hukum (67,8 persen), stabilitas politik (70,8 persen), dan kinerja ekonomi makro (67,4 persen).

"Kelima indikator ini membentuk kerangka kokoh dari legitimasi awal. Dalam tradisi sosiologi politik, rasa aman, hukum yang berjalan, dan politik yang stabil adalah fondasi tak terlihat namun terasa," katanya. 

Survei nasional terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) yang dilakukan pada 16–31 Mei 2025, menggunakan metode multi-stage random sampling terhadap 1.200 responden, menampilkan dua wajah dari pemerintahan Prabowo–Gibran.

Survei ini memiliki margin of error ±2,9 persen dan diperkuat dengan riset kualitatif, wawancara mendalam, FGD, dan analisis media.

Rekomendasi