Heboh Dugaan Pungli SPMB di Bandung, Wamendikdasmen: Kami Cek Tidak Ada

| 16 Jun 2025 13:45
Heboh Dugaan Pungli SPMB di Bandung, Wamendikdasmen: Kami Cek Tidak Ada
Wamendikdasmen Atip (ANTARA/Sean Filo Muhamad)

ERA.id - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat memastikan pihaknya tidak menemukan kasus pungutan liar (pungli) dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang digelar di Bandung.

Tindakan ini dilakukan oleh jajaran Kementerian Pendidikan sehubungan dengan aduan masyarakat soal pungli SPMB 2025. Dugaan pungli ini dimaksud dengan jual-beli kursi yang mencapai jutaan rupiah.

"Kayaknya di Bandung itu enggak. Kita sudah mengecek," kata Atip, dikutip Antara, Senin (16/6/2025).

Atip menjelaskan pihaknya telah melakukan pengecekan di lokasi terkait. Selain itu, Kemendikdasmen juga telah berkoordinasi lintas kementerian/lembaga untuk memperkuat pengawasan.

"Kita sudah mengecek itu tidak terjadi. Tapi yang jelas kita sekarang sedang menurunkan berbagai pihak untuk melakukan pengawasan, karena di dalam peraturan menteri yang sudah kita terbitkan itu berbagai pihak dilibatkan dalam pengawasan. Termasuk dari kejaksaan, dari KPK dan lain sebagainya," ucap Atip Latipulhayat.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah menyelidiki dugaan praktik pungutan liar (pungli) dalam proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang nilainya diduga mencapai Rp8 juta per kursi.

Farhan mengungkapkan, nilai pungli yang terindikasi berada pada kisaran Rp5 juta hingga Rp8 juta per kursi. Meski demikian, ia belum dapat mengungkapkan nama sekolah maupun pihak-pihak yang terlibat karena proses penyelidikan masih berlangsung.

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menegaskan, pihaknya akan menindak tegas pelaku pungli, baik dari kalangan penerima maupun pemberi suap, apabila ditemukan bukti yang cukup.

Ia mengimbau para orang tua untuk tidak tergoda memberikan uang kepada oknum yang mengaku bisa meloloskan anak ke sekolah tujuan.

"Yang pidana itu bukan hanya yang menerima, tapi juga yang memberi. Jadi orang tua jangan pernah coba-coba," kata Muhammad Farhan.

Rekomendasi