AHY Unik, Dulu Sebut Bandara Kertajati di Antah Berantah, Kini Ngaku Omongannya Dipotong

| 30 Oct 2025 12:09
AHY Unik, Dulu Sebut Bandara Kertajati di Antah Berantah, Kini Ngaku Omongannya Dipotong
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

ERA.id - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sempat menyebut sepinya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka tak lepas dari lokasinya yang 'antah-berantah'.

"Besar, bagus, megah, tapi in the middle of nowhere, di Majalengka, Kawasan Rebana namanya," kata AHY pada konferensi pers dalam acara "Satu Tahun Kinerja Pemerintahan Prabowo-Gibran", Selasa (21/10) silam.

Menurut AHY, konektvitas Bandara Kertajati terlambat dibangun, padahal bandara ini sudah memiliki infrastruktur megah hingga fasilitas yang sangat memadai.

"Mungkin awalnya dulu kurang terintegrasi, bandaranya dibangun, tapi konektivitasnya terlambat, sehingga tanggung. Padahal besar, bagus, infrastrukturnya lengkap, tapi hanya di bandara itu, kawasannya belum hidup," ucapnya.

Setelah disorot

Ucapan AHY itu lalu memicu polemik di media sosial. Kadung berisik, anak SBY itu ngaku kalau omongan soal antah-berantah itu dipotong secara sempit. "Mungkin dipotong (secara) sempit ya, tetapi sebetulnya semangatnya adalah bagaimana kita bisa menghadirkan integrasi wilayah," kata AHY di Bandung, Minggu silam.

Menurut AHY, masih banyak yang perlu dievaluasi dari bandara tersebut, salah satunya adalah konektivitas dengan wilayah lainnya seperti akses jalan tol atau transportasi memadai yang cepat ke Bandung dan kota sekitarnya.

"Itu kan di kawasan Rebana, ya Majalengka, kemudian juga menuju ke Cirebon, nah kalau kemudian terisolir, seperti terisolir tidak nyambung satu sama lain dan tidak terintegrasi, maka sayang. Itu perlu kita hubungkan dengan wilayah-wilayah lainnya," kata Agus.

Ia mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur seperti BIJB Kertajati atau infrastruktur lainnya, haruslah diiringi dengan konektivitasnya, sehingga benar-benar optimal sebagai pengungkit perekonomian kawasan.

"Jadi pembangunan infrastruktur termasuk bandara, dermaga itu harus dihubungkan dengan konektivitasnya. Jalan menuju ataupun keluar dari lokasi tersebut sehingga benar-benar hidup. Jangan sampai infrastrukturnya besar, bagus, memakan biaya yang tinggi, tetapi tidak optimal," ucap dia.

Agus mengatakan terkait BIJB Kertajati, semua pihak haruslah berbesar hati mengevaluasi dan tidak berhenti pada temuan masalah. Pihak kementerian, kata dia, terus mensimulasikan apa yang bisa menjadi solusi, salah satunya dikembangkan menjadi pusat industri dirgantara.

Ide baru

Hari ini, Kamis (30/10/2025), AHY mengungkapkan Kertajati dapat menjadi hub industri dirgantara nasional dimulai dari kerja sama antara BIJB Kertajati dengan Garuda Maintenance Facility (GMF).

“Kami tidak hanya berhenti di masalah. Setiap saat kami terus mensimulasikan apa saja yang bisa menjadi solusi, termasuk bagaimana Kertajati dapat dikembangkan menjadi hub industri dirgantara. Diawali dari kerja sama antara pihak Bandara Internasional Jawa Barat, BIJB Kertajati, dengan GMF (Garuda Maintenance Facility),” ujar AHY, Kamis.

Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, menurut AHY, juga berkoordinasi dengan Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Perhubungan untuk menghadirkan kerja sama pemeliharaan, perbaikan dan perombakan atau Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) yang akan mendorong pertumbuhan industri penerbangan nasional.

“Beberapa waktu lalu kami bersama Kementerian PPN/Bappenas dan sejumlah pemangkukepentingan lainnya, termasuk Kementerian Perhubungan, mencoba menghadirkan kerja sama yang baik untuk keperluan MRO (Maintenance, Repair, Overhaul). Di awal mungkin dimulai dengan helikopter, mudah-mudahan setelah itu pesawat bersayap tetap (fixed wings),” kata AHY.

Ia menambahkan pengembangan Kertajati tidak dapat dilepaskan dari peran Kawasan Rebana Metropolitan yang mencakup Majalengka, Cirebon, dan Subang.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan strategis seperti pengembangan industri di Kertajati dapat menjadi pemicu tumbuhnya wilayah di sekitarnya.

Ia menilai kawasan Rebana berpotensi besar berkembang jika seluruh infrastruktur di dalamnya saling terhubung.

Menurut dia, kawasan tersebut tidak boleh berjalan sendiri-sendiri atau terisolasi, melainkan harus diintegrasikan dengan wilayah lain agar manfaat ekonominya dapat dirasakan secara luas.

“Kertajati dan Rebana adalah contoh konkret bagaimana infrastruktur dapat membuka isolasi, menggerakkan ekonomi daerah, dan memperkuat daya saing wilayah. Ini bukan soal lokasi yang jauh, melainkan bagaimana kita menghadirkan konektivitas dan kegiatan ekonomi yang hidup di sekitarnya,” kata AHY.

Rekomendasi