Rombak Strategi Agar Ekonomi Tak Resesi

| 06 Aug 2020 08:16
Rombak Strategi Agar Ekonomi Tak Resesi
Ikustrasi (Pixabay)

ERA.id - Pengamat ekonomi dari Indef Bhima Yudhistrita menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2020 minus 5,32 persen menjadi salah satu bukti RI di ambanh resesi pada kuartal III ketiga nanti.

"Betul, di kuartal III akan resesi," ucap Bhima saat dihubungi era.id, Rabu (5/8/2020).

Meski demikian, masih ada harapan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2020 tidak ikut terkontraksi terlalu dalam sehingga berujung pada resesi. Asal, kata Bhima, pemerintah memperbaiki strateginya.

Salah satu strategi itu, kata Bhima, adalah merombak total seluruh stimulus ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19. Khususnya stimulus-stimulus di bidang UMKM.

"Stimulus-stimulus di bidang UMKM itu harus dirubah, tidak bisa menggunakan skema relaksasi kredit lagi, itu tidak terlalu efektif," kata Bhima.

Stimulus pemberian relaksasi kredit, kata Bhima, bisa memberikan hibah modal kerja, pemberian subsidi internet gratis bagi UMKM agar bisa masuk ke dunia pemasaran digital.

Kemudian juga memberikan insentif yang cukup agar pelaku UMKM bisa menerapkan protokol kesehatan di tempat usahanya. "Dengan begitu konsumen percaya membeli di UMKM," katanya.

Selain stimulus untuk UMKM, Bhima juga menyoroti stimulus perpajakan seperti pengurangan PPh dan keringanan pajak untuk korporasi, yang tidak berjalan efektif.

Dia lantas mencontohkan keringanan pajak untuk korporasi yang diharapkan mampu mempertahankan dan menyerap banyak tenaga kerja, nyatanya tidak berjalan sesuai harapan.

"Justru yang terjadi stimulus pajak makin besar, stimulus korporasi mencapai 24 persen dari total stimulus tetapi PHK tetep berjalan," paparnya.

Karenanya, dia menilai sebaiknya stimulus perpajakan dialihkan ke dalam bentuk bantuan sosial dan bantuan langsung tunai. Sehingga langsung berdampak pada penyelamatan masyarakat yang rentan miskin maupun miskin dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

"Karena itu (bansos dan BLT) langsung dibelanjakan oleh masyarakat miskin. Jadi jaga daya beli, fokus pemulihan UMKM, dan mengoreksi stimulus yang tidak efektif," pungkasnya.

Rekomendasi