Satgas COVID-19: Positivity Rate Naik, Tapi Penambahan Kasus Aktif Baru Turun

| 26 Aug 2020 07:50
Satgas COVID-19: Positivity Rate Naik, Tapi Penambahan Kasus Aktif Baru Turun
Ilustrasi tenaga kesehatan (Antara)

ERA.id - Pemerintah menyebut positivity rate atau rasio jumlah kasus terkonfirmssi positif COVID-19 di Indonesia sebesar 14 persen.

Sementara standar aman positivity rate yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebesar lima persen.

Hal tersebut disampikan oleh Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konfrensi pers, Selasa (25/8).

"Jadi positivity rate secara nasional kurang lebih 14 persen," ujar Wiku.

Namun, perkembangan kasus aktif COVID-19 di Indonesia sejauh ini masih lebih rendah dari perkembangan rata-rata tingkat dunia. Per 25 Agustus 2020, Indonesia memiliki kasus aktif sebesar 24,1 persen atau 38.134 kasus, sementara di dunia persentasenya rata-rata 28,35 persen.

Dari kasus sembuh juga Indonesia berada di angka 71,5 persen atau 112.867 kasus, sementara rata-rata dunia berada di angka 68,19 persen.

"Sedangkan jumlah kasus meninggal adapun 6.858 kasus atau 4,34 persen, dimana kasus di dunia 3,44 persen. Jadi Indonesia masih lebih tinggi dari rata-rata kasus dunia," jelas Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito, Selasa (25/8) di Kantor Presiden.

Kabar baiknya lagi berdasarkan grafik kasus positif, beberapa hari terakhir ada kecenderungan adanya penurunan, meskipun belum dapat dikatakan signifikan.

Namun, berdasarkan grafik angka kesembuhan dalam beberapa hari terakhir juga cukup menanjak dan mencapai puncaknya pada 24 Agustus dengan jumlah kesembuhan harian sebanyak 3.560 kasus. Dalam 3 Minggu terakhir peningkatannya naik jadi tiga kali lipat.

"Ini perlu diapresiasi secara nasional dengan pencatatan yang ada dari seluruh daerah dalam 3 minggu terakhir," lanjutnya.

Selain itu ia merinci soal Peta Zona Risiko penyebaran pandemi COVID-19. Ada 3 indikator kesehatan masyarakat yang menyusun diantaranya epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan masyarakat.

"Dan semua indikator ini berbasis pada data pencatatan dimana sumbernya data surveilans dan database rumah sakit online yang dicatat Kementerian Kesehatan. Dan ini adalah sumber data terbaik yang dimiliki Indonesia," lanjut Wiku.

Untuk jumlah pemeriksaan per orang nasional, sejauh ini Indonesia baru mencapai 35,6 persen dari standar WHO. Indonesia katanya mengikuti standar yang ditetapkan WHO yakni idealnya 1:1000 orang perminggu. Di Indonesia idealnya dengan jumlah penduduk 260 juta jiwa, targetnya adalah 267.700 orang per minggu.

Namun, Indonesia kata Wiku terus berupaya mengejar target sesuai standar WHO. Saat ini Indonesia telah mencapai pemeriksaan per orang nasional sebanyak 95.463 orang per minggu.

"Ini memang capaiannya masih jauh dari standar internasional, pemerintah Indonesia berupaya keras untuk memenuhi targetnya, saat ini sudah ada 320 laboratorium dibawah 12 lembaga yang seluruhnya berupaya keras meningkatkan testing ini dengan baik," ucapnya.

Rekomendasi