Tim Editor
ERA.id - Kata "anjay" sekarang ramai diributkan, setelah Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) membuat pernyataan tertulis meminta bully dengan kata "anjay" disetop karena bisa berpotensi dipidana. Sayangnya, nyinyiran warganet salah alamat, malah ditujukan ke KPAI. Serupa tapi tak sama.
Sebelumnya, karena pernyataan "anjay" dinilai ngawur, maka keputusan tersebut marak dibahas dan jadi kontroversial di media sosial. Setelah ramai dibincangkan, KPAI mengklarifikasi bahwa surat berisi pernyataan terkait 'anjay' tidak dikeluarkan oleh pihaknya melainkan Komnas PA.
Pelarangan kata "anjay", sebut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dikeluarkan oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), bukan pernyataan pernyataan KPAI. Itulah bedanya, Komnas PA kepanjangannya adlaah Komisi Nasional Perlindungan Anak sementara KPAI adalah Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
Masyarakat di media sosial banyak yang belum memahami perbedaan antara KPAI dengan Komnas PA. KPAI adalah lembaga negara yang didirikan atas dasar UU RI No. 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. KPAI bukan LSM atau lembaga non-pemerintah, tetapi lembaga negara.
Warganet yang terburu-buru melihat kasus dan cenderung menyalahkan KPAI memang wajib disalahkan. Meski begitu, kontroversi KPAI bukannya tidak ada. Ada beberapa lagi sensasi yang ditimbulkan KPAI beberapa waktu yang lalu. Apa saja? Ini dia:
Berenang bisa hamil
Sebelum dipecat, pernyataan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Sitti Hikmawatty pernah memicu kritik dari netizen. Hikmawatty mengatakan, wanita bisa hamil bila berenang bersama pria di kolam yang sama. Sitti kemudian meminta maaf.
Persoalkan Djarum Foundation
KPAI lewat Hikma juga sempat mempersoalkan masuknya nama Djarum dalam seleksi beasiswa bulutangkis yang digelar Djarum Foundation. Alasannya, Djarum sebagai merek rokok, sementara seleksi bakal atlet ditujukan bagi anak di bawah umur. Akhirnya, Djarum Foundation sempat memutuskan seleksi yang digelar sejak 2006 itu dihentikan pada 2020.
