ERA.id - PDI Perjuangan heran partainya tak disukai masyarakat Sumatera Barat (Sumbar). Akibatnya, partai berlambang banteng ini tak menang dan mendapat jatah kursi terkecil di DPRD Sumbar.
Keheranan itu diungkapkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat mengumumkan pasangan calon kepala daerah yang diusung dan didukung partainya. Dalam kesempatan itu, Ketua DPP PDIP yang juga putri kandung Megawati juga sempat menyampaikan agar Sumbar jadi provinsi yang mendukung negara Pancasila.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin mengatakan wajar bila sikap masyarakat Sumbar tak begitu suka dengan PDIP. Sebabnya, masyarakat Sumbar yang merupakan wilayah agamis yang menilai PDIP tak terlalu 'ramah' dengan Islam, meskipun mengantongi label nasionalis.
"Beberapa kader PDIP banyak yang mengecam tokoh-tokoh Islam. Seperti Dewi Tanjung, dan lain-lain. Jadi wajar saja, jika masyarakat dan tokoh Sumbar tak simpati pada PDIP," ujar Ujang saat dihubungi Era.id, Kamis (3/9/2020).
Ujang mengatakan, jika menilik historis, memang banyak tokoh-tokoh nasional yang ikut membangun bangsa di era Soekarno. Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat Sumbar yang agamis ini pun kian kritis terhadap sikap PDIP yang dinilai kurang ramah.
"Karena tadi, PDIP kurang terlalu 'ramah' terhadap Islam. Jadi masyarakat Sumbar itu tidak sentimen, namun masyarakat Sumbar cerdas dan kritis atas realitas yang ada di PDIP," kata Ujang.
Karenanya, kata Ujang, ketimbang terheran-heran lebih baik PDIP harus mencoba untuk lebih menonjolkan wajah Islami agar masyarakat Sumbar terbuka hatinya.
Dia menilai, adanya sayap partai seperti Baitul Muslimin di PDIP sebenarnya strategi dan bagus. Namun masih kurang cukup untuk membuktikan sisi agamis PDIP di hadapan masyarakat Sumbar.
"Harus secara khusus PDIP membuktikan diri bahwa PDIP ramah terhadap Islam dan tokoh-tokoh Islam," kata Ujang.
Sebelumnya, Megawati heran dengan kenyataan banyak masyarakat Sumatera Barat yang tak suka dengan PDIP. Akibatnya, partai berlambang banteng ini pun kesulitan mencari calon pemimpin dari tanah Minang tersebut
"Kalau saya melihat Sumbar itu, saya pikir kenapa ya rakyat di Sumbar itu sepertinya belum menyukai PDIP," kata Megawati saat pengumuman calon kepala daerah PDIP gelombang lima secara daring, Rabu (2/9/2020).
Karenanya, Megawati mengaku kesulitan mencari calon pemimpin di Provinsi Sumatera Barat dari PDIP. Padahal, kata Megawati banyak tokoh nasional yang berasal dari sana, misalnya Bung Hatta yang menjadi wakil presiden RI pertama mendampingi Presiden Soekarno.
"Meskipun sudah ada beberapa daerah yang mau, meminta, sudah ada katakan DPC-nya, DPD-nya. Tapi kalau untuk mencari pemimpin di daerah tersebut menurut saya masih akan agak sulit," kata Mega.