ERA.id - Hewan endemik khas Indonesia ternyata tak berhenti di babirusa, anoa, atau burung maleo. Baru-baru ini peneliti kelautan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merilis data 5 spesies laut baru yang ada di perairan Nusantara.
Dalam Ekspedisi Laut Shouth Java Deep Sea Expedition (SJADES) 2018, Pusat Oseanografi LIPI bekerja sama dengan National University of Singapore untuk menelusuri kekayaan biota laut di perairan Selat Sunda.
Dari ekspedisi itu ditemukan adanya 5 spesies laut baru, yaitu dua spesies bintang laut, dua spesies baru ikan, dan satu spesies baru kepiting.
Dua spesies baru bintang laut tersebut dinamai Dipsacaster fisheri dan Pteraster sjadesensis. Keduanya sama-sama ditemukan di Selat Sunda, namun, di zona kedalaman yang berbeda. D. fisheri ditemukan di kedalaman 379-409 meter, sementara P. sjadesensis hidup di zona yang lebih dangkal, yaitu 92-103 meter.
Tim LIPI juga menemukan ikan gobi jenis baru yang memiliki kepala lebih besar daripada umumnya, serta memiliki dada dan perut yang tak bersisik. Spesies bernama Platygobiopsis hadiatyae ini hidup di kedalaman 182-172 meter di perairan Selat Sunda.
Sementara itu, di zona yang sedikit lebih dalam terdapat jenis ikan yang hidup di dasar berbatu. Ikan Cheliperca flavolineata yang masih masuk dalam jenis Serranidae ini hidup di kedalaman 200 meter, sehingga terbebas dari tangkapan alat tangkap perikanan komersil semacam gill net atau trawl.
Selain bintang laut dan ikan, peneliti oseanografi LIPI juga menemukan jenis kepiting baru yang diberi nama Typhlocarcinops hadrotes. Kepiting laut yang tinggal di zona kedalaman 163-269 meter di kawasan Pelabuhan Ratu, Cilacap ini memiliki ciri-ciri bentuk badan yang gemuk dan tebal.