ERA.id - Setelah kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Kalimantan Tengah beberapa waktu lalu yang bertepatan dengan aksi besar tolak UU Cipta Kerja di Jakarta, muncul lagi kata "sontoloyo".
Di media sosial, banyak yang menghubungkan Jokowi dengan sontoloyo. Asal tahu saja, pada waktu kampanye Pilpres 2019, Jokowi yang sekaligus capres nomor urut 01, pernah mengembuskan frasa 'politik sontoloyo'.
Ia menembakkan kata "sontoloyo: itu untuk menyebut pihak-pihak yang menganggap dana kelurahan sebagai program politis. Sebenarnya, "sontoloyo" itu apa sih??
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kemendikbud, kata "sontoloyo" memiliki beberapa arti, yakni 'konyol', 'tidak beres', 'bodoh'. Ketiganya bermakna negatif. Selain itu, dalam 'KBBI', kata 'sontoloyo' dipakai sebagai kata makian.
Namun ada pula arti lain dari kata "sontoloyo" ini, jika merujuk pada bahasa Jawa. Ahli sastra Jawa Universitas Indonesia (UI), Ari Prasetyo dilansir Detik.com, mengatakan kata "sontoloyo" sebenarnya berasal dari bahasa Jawa. Dalam bahasa Jawa, kata "sontoloyo" merupakan suatu sebutan untuk seseorang.
"Kata 'sontoloyo' merupakan bahasa Jawa yang artinya sebutan untuk orang yang berprofesi sebagai penggembala bebek," kata Ari 2018 lalu.
Setua saya, baru hari ini paham apa arti Sontoloyo.... pic.twitter.com/dcHWmotQrX
— Don Adam (@DonAdam68) October 9, 2020
Makin lama, kata "sontoloyo" pun berubah setelah masuk 'KBBI' Kemendikbud. Tak ada yang tahu bagaimana maknanya bergeser. "Secara umum, orang tahunya ya bermakna seperti itu. Sebagai ungkapan kekesalan, kekecewaan, bahkan makian," terang Ari.
Kata "sontoloyo" bukan jadi satu-satunya kata yang berubah negatif, kata "bajingan" juga. "Perubahan makna itu kira-kira hampir sama dengan kata 'bajingan'. Awalnya ('bajingan') profesi kusir gerobak, berubah menjadi (kata) makian," terang Ari.
"Untuk 'sontoloyo', mungkin karena satu bebek yang digiring banyak, sehingga mengganggu jalan. Kedua, bebek yang digembala makan tanaman petani, membuat orang marah atau kesal. Lalu menyalahkan yang menggembala, (memaki dengan kata) 'si sontoloyo'," papar Ari.
Sekadar mengingat kembali, kalau Jokowi pernah mengingatkan warga agar berhati-hati dalam menyikapi perpolitikan Indonesia dengan menyebut 'politik yang sontoloyo'.
"Hati-hati, banyak politik yang baik-baik, tapi juga banyak sekali politik yang sontoloyo. Ini saya ngomong apa adanya saja sehingga mari kita saring, kita filter, mana yang betul dan mana yang tidak betul. Karena masyarakat saat ini semakin matang dalam berpolitik," ujar Jokowi di Lapangan Sepakbola Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, beberapa tahun yang lalu.
Sejumlah politikus lalu turut berkomentar. Ada yang menyebut 'politik sontoloyo' itu politik yang suka menyebar hoaks, ada juga yang menyebut politik yang tidak menepati janji.