Benarkah JK Dalangi Gerakan Politik Rizieq dan Anies? Husain Abdullah Buka Suara

| 22 Nov 2020 11:54
Benarkah JK Dalangi Gerakan Politik Rizieq dan Anies? Husain Abdullah Buka Suara
Jusuf Kalla saat bertemu Paus Fransiskus di Vatikan (Husain Abdullah)

ERA.id - Narasi soal kepulangan Rizieq Shihab ke Indonesia serta gerakan politiknya bersama Anies Baswedan di Jakarta, dituding berakar dari Jusuf Kalla. Apalagi setelah beredar tulisan soal "Chaplin" dari Rudi S Kamri.

Walau dalam tulisan "Chaplin" dari Rudi S Kamri, tidak menyebut nama Jusuf Kalla. Tetapi, banyak sinyalemen dan simbol dalam tulisan itu yang menghubungkan "Chaplin" sebagai JK.

Menanggapi hal itu, Juru Bicara Jusuf Kalla, Husain Abdullah, kepada era.id, mengirimkan bantahannya soal JK yang dihubungkan dengan "Chaplin". Berikut tulisan utuh dari Husain Abdullah tertera di bawah.

Kalau itu merespresentasikan Pak JK, maka saya ingin menanggapi tulisan tersebut seperti ini;

Tulisan Rudi S Kamri dengan judul , *Sang Bandar Chaplin Pun Akhirnya Keluar Sarangnya Karena Kepanasan* yang sejak Sabtu 21/11 muncul di beberapa grup WA, kalau itu ditujukan kepada Pak JK, maka tulisan tersebut merupakan sebuah tuduhan membabi buta tanpa fakta dan data yang jelas. Tepatnya cocoklogi.

Tulisan seperti itu bukan saja menciptakan kegaduhan dan penyesatan. Tetapi merusak hubungan sosial, budaya saling menghargai (sebagai mana budaya Bugis-Makassar; Sipakatau) yang  mengakar di Indonesia.

Karena dengan entengnya menuduh sekalipun dengan penyamaran-penyamaran, yang bisa merusak hubungan silaturrahmi orang atau kelompok yang diasosiasikan dengan pihak lain yang selama ini hubungannya terpelihara dengan baik. 

Saya ingin menegaskan, Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, M. Jusuf Kalla, tidak punya sangkut paut dengan kepulangan Habib Rizieq Shihab. “Pak JK tidak pernah mengkomunikasikan atau pun mendanai kepulangan HRS.” Sebagaimana opini yang sedang dibangun para buzzer sejak kepulangan HRS.

Tuduhan yang bermula dari cuitan Ferdinand Hutahean pada akun twiternya yang sebelumnya dalam suatu dialog di tvOne dengan saya, Ferdinand tidak mampu membuktikan kebenaran cuitannya itu. Kebohongan Ferdinand ini lalu dijadikan dasar oleh Rudi S Kamri, membangun kebohongan baru. 

Yang sebenarnya perjalanan M. Jusuf Kalla ke Vatikan dan Mekkah 20-25  Oktober 2020 lalu, untuk menemui Pemimpin Umat Khatolik Paus Fransiskus dalam rangka penjurian pemberian gelar Sayeed Award for Human and Fraternity, yang digagas Paus Fransiskus dengan Imam Besar Al-Azhar Syeikh Ahmad Al Tayeb.

Dalam kapasitas Pak JK  sebagai juri mewakili Asia atas penghargaan tersebut,  bersama  4 juri dari benua berbeda, ia merasa perlu bertemu langsung dan berdiskusi tentang kriteria nominator untuk penghargaan ini.

Setelah bertemu Paus Fransiskus di Vatikan, Pak JK melanjutkan perjalanan ke Riyadh Saudi Arabia, menyaksikan penanda tanganan perjanjian kerjasama Pembangunan Museum Rasulullah Muhammad SAW yang akan dibangun di Jakarta, antara  Dewan Mesjid Indonesia yang diwakili Komjen Pol (Purn) Drs. Syafruddin, selaku Wakil Ketua DMI dengan Abdul Rahman bin Muhammad Al Mathar selaku Deputi Eksekutif Liga Dunia.

Usai penandatangan ini, Pak JK sebagai muslim karena sudah berada di Saudi Arabia, tidak afdal rasanya tanpa menunaikan ibadah umrah. Untuk keperluan ibadah umrah, Pak JK melanjutkan perjalanan ke Mekkah menunaikan umrah dengan protokol kesehatan yang ketat.

Saya sampaikan “Perjalanan Pak JK ke Vatikan dan Mekkah murni perjalanan misi kemanusiaan dan ibadah. Tidak bersangkut paut dengan kepulangan HRS apalagi politik dalam negeri apalagi 2024.”

Saya juga mengingatkan para buzzer untuk tidak mengotori rangkaian perjalanan ini dengan narasi menyesatkan tanpa dasar dan bukti. Karena perjalanan Pak JK murni untuk kemanusiaan dan ibadah.

Sebagai negara Pancasila, kita wajib menghargai dan menghormati warga negara Indonesia yang melaksanakan ritual ibadah keagamaannya dan kiranya tidak dinodai dengan fitnah murahan.”

Rekomendasi