Percepatan Digitalisasi Ekonomi, Antara Peluang 'Cuan' dan Kejahatan Digital

| 04 Mar 2021 09:30
Percepatan Digitalisasi Ekonomi, Antara Peluang 'Cuan' dan Kejahatan Digital
Ahmad Rizki Sadig (Dok. Antara)

ERA.id - Anggota Komisi I DPR RI Ahmad Rizki Sadig menilai pandemi COVID-19 membuat seluruh aspek kehidupan masyarakat ditopang teknologi informasi. Misalnya sekolah atau bekerja menggunakan teknologi virtual meeting, seperti zoom hingga google meet.

"Di dunia usaha baik dari mulai usaha rumahan sampai dengan usaha-usaha yang sudah tingkat menengah dengan toko, pabrik, sekarang juga harus mau tidak mau menyesuaikan diri dengan menghubungkan antara produsen dengan pembeli itu hanya melewati dunia teknologi," katanya dalam diskusi daring, dikutip Kamis (4/3/2021).

Menurutnya, kalau teknologi informasi mau dimanfaatkan maka bisa membuka peluang baru. Tentunya dengan kinerja yang lebih efisien.

"Hari ini kalau seandainya ingin berjualan mungkin sudah tidak lagi membutuhkan toko, tidak lagi membutuhkan karyawan, tidak lagi membutuhkan alat-alat iklan yang yang mungkin menguras biaya banyak, cukup menggunakan satu gadget yang ada di tangan atau mungkin satu komputer yang ada di rumah untuk menghubungkan seluruh pelanggan," katanya.

Terkait hal ini, Pemerhati Multimedia dan Telematika Roy Suryo menjelaskan soal perkembangan teknologi dan kemudahannya. Misalnya dulu ingin berfoto sulit karena harus menyiapkan kamera yang besar sedangkan sekarang berfoto hanya dengan menggunakan HP selfie dengan mudahnya.

"Bagaimana teknologi itu berkembang mulai dari kamera yang sangat besar menjadi kamera yang kecil seperti sekarang, lalu pada saat tahun 90-an tv masih gemuk-gemuk masih ada belakangnya, seiring perkembangan teknologi tv sekarang tipis-tipis," katanya pada kesempatan yang sama.

Ia menyebutkan kini perkembangan jenis handphone itu sudah jauh lebih banyak dari manusia. Begitu pun koneksi internet juga meningkat 15,5 persen, lalu media sosial meningkat 6,3 persen.

"Sayang kalau handphone hanya digunakan untuk chatting saja, untuk posting-posting saja, ini lah era marketplace, era di mana bisa menjadi produsen sekaligus konsumen, bisa berkarya, bisa berkerja, bisa memanfaatkan apa yang ada jualan melalui Instagram atau di Facebook, ini lah perkembangan mulai dari jualan di lapak pasar waktu itu sampai dengan era marketplace sekarang," katanya.

Meski banyak peluang bagus dari perkembangan digital, Roy menilai juga ada jenis kriminalitas baru. Permasalahan informasi itu juga membawa perubahan besar dan itu ada New Crimes, Frauds dan Negative Externalities. Artinya orang bisa juga bertindak negatif dengan adanya teknologi informasi. 

"Kejahatan masa kini perdagangan narkoba atau obat illegal melalui online, kejahatan bidang ekonomi melalui email dan website, perdagangan manusia, terrorism berupa ajaran-ajaran radikalisme melalui media sosial dan kejahatan cyber lainya salah satunya berupa malware atau illegal access," kata Roy.

Praktisi Komunikasi Heidar Hasni menilai dengan adanya perkembangan teknologi, tenaga manusia tidak lagi diperlukan. Sehingga, pekerjaan sumber daya manusia yang kreatif itu justru akan lebih dibutuhkan di dunia digitalisasi ini.

"Kalau bicara Indonesia sebenarnya sudah masuk revolusi industri 4.0 ini memang sudah berdekatan atau bersinggungan dengan dunia digital tapi sebenarnya Super Smart Society itu belum kita raih, itu nanti akan muncul era namanya 5.0, itu sudah dicanangkan di Jepang tahun 2019 dan sekarang sudah tahun 2021, jadi itu sudah dicanangkannya 3 tahun lalu artinya ini sebentar lagi semuanya akan serba digital," katanya.

Menurutnya, bila pekerjaan sudah memanfaatkan teknologi maka akan mendapatkan efek kinerja akan semakin tinggi dan efektif. Walaupun tak bisa dilepaskan komputer juga dapat rusak atau internet lambat.

"Makannya butuh bantuan dari Pemerintah kini kecepatan internet di Indonesia harus ditingkatkan di wilayah-wilayah yang belum terjangkau internet agar proses transformasi digital berjalan lancar dan perlu investasi publik untuk menggantikan barang-barang manual menjadi digital, rangkaian elektronik lebih rumit atau compleks," katanya.

Rekomendasi