ERA.id - Mantan Menteri Kesehatan dr Terawan Agus Putranto mengungkapkan alasan ia dan timnya mengembangkan vaksin COVID-19 Vaksin Nusantara yang berbasis sel dendritik.
Dokter Terawan mengungkapkan, Vaksin Nusantara bisa menjadi alternatif bagi pasien yang tidak masuk kriteria vaksinasi selama ini.
"Paling tidak bisa mengatasi autoimun, komorbid berat dan terkendala vaksin lain. Ini menjadi sebuah solusi maupun alternatif yang bisa digunakan," katanya saat rapat dengan Komisi IX DPR, Rabu (10/3/2021).
Sampai saat ini Vaksin Nusantara sudah menyelesaikan uji klinis fase satu yang melibatkan 27 relawan. Dalam tahap ini, peneliti menyebutkan tidak ada efek samping serius yang muncul atau dilaporkan.
Keberadaan Vaksin Nusantara diharapkan dapat membantu upaya pemerintah dalam menggenjot program vaksinasi guna mencapai target herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap virus.
Pengembangan dan uji klinis Vaksin Nusantara merupakan kerja sama antara PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bersama AIVITA Biomedical asal Amerika Serikat, Universitas Diponegoro dan RSUP dr. Kariadi.
Dokter Terawan berharap, Kementerian Kesehatan mampu mendukung proses pengembangan Vaksin Nusantara. Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mampu mengawal evaluasi hasil uji klinis tahap satu vaksin tersebut.
Dia mengaku, saat ini belum bisa mengambil tindak lanjut sebelum BPOM memberikan izin untuk Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) uji klinis II dan III Vaksin Nusantara.
"Mudah-mudahan ini bisa terus berlanjut supporting dari Kementerian Kesehatan dan BPOM," ujar Dokter Terawan.