ERA.id - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyiapkan panduan terkait pembukaan sekolah tatap muka terbatas yang akan dibuka pada Juli 2021.
Panduan tersebut mulai pembatasan jarak antarsiswa hingga aktivitas yang tidak boleh dibuka dalam lingkungan sekolah. Simak lengkapnya.
Mendikbud Nadiem Makarim mengingatkan bangku antarsiswa harus berjarak minimal 1,5 meter. Kemudian maksimal jumlah siswa 50 persen di setiap kelas.
"Dari semua kondisi yang terpenting adalah social distancing minimal 1,5 meter dan maksimal 18 peserta didik per kelas. Kalau yang biasa 36, sekarang 50 persen atau 18 siswa," kata Nadiem dalam keterangnnya, Selasa (30/3).
Mengenai teknis waktu pembukaan sekolah tatap muka, Nadiem menyerahkan kepada pihak masing-masing sekolah. Misalnya bisa dua kali dalam seminggu.
"Sekolah boleh bebas memilih kalau dia mau melaksanakan tatap muka dua kali seminggu itu diperbolehkan, kita memberikan kebebasan sekolah untuk menentukan," ujarnya.
Nadiem juga menekankan penggunaan protokol kesehatan dalam lingkungan sekolah. Dalam dua bulan pertama, aktivitas di kantin, olahraga dan ekstrakurikuler tidak diperbolehkan.
"Protokol kesehatan lainnya seperti misalnya tidak boleh ada interaksi di kantin belum bisa beroperasi di masa transisi, dua bulan pertama itu tidak ada aktivitas di kantin," imbuhnya.
Selain itu, tak ada kegiatan sekolah yang bersifat menciptakan kerumunan massa atau kegiayan di luar kegiatan belajar tak diizinkan.
"Nggak ada olahraga dan ekstrakurikuler dan kegiatan lain selain pembelajaran tidak diperkenankan. Untuk masa transisi dua bulan pertama pada saat dia tatap muka," pesannya.
"Tapi kegiatan pembelajaran di luar lingkungan, contoh guru kunjung itu diperbolehkan, tentunya dengan tetap menjaga protokol kesehatan," sambung Nadiem.
Nadiem menyebut panduan itu sangat penting diterapkan, terutama mekanisme pembelajaran di kelas. "Ini sangat penting, masuk tatap muka ini sangat terbatas sama sekali berbeda dengan sekolah sebelum pandemi," ujarnya.
Mengingat tatap muka terbatas itu jauh lebih sedikit muridnya dengan pembatasan jarak yang ketat. "Semua harus pakai masker dan tidak ada aktivitas yang menciptakan kerumunan," ucapnya.
Dia meminta pihak terkait melakukan pengawasan ketat untuk memastikan pembelajaran tatap muka terbatas itu berjalan dengan lancar.
"Kita ingin kepala satuan pendidikan secara konsisten memberikan edukasi penerapan protokol kesehatan sebagai upaya membangun budaya disiplin di satuan pendidikan," tandasnya.