Menkes Prediksi Mudik Lebaran Bakal 'Bobol', Risiko COVID-19 Lansia Meningkat

| 18 Apr 2021 15:25
Menkes Prediksi Mudik Lebaran Bakal 'Bobol', Risiko COVID-19 Lansia Meningkat
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (Foto: AmiriYandi/InfoPublik/KominfoNewsroom/DJIKP/KEMKOMINFO)

ERA.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi pemerintah bakal kebobolan mobilitas masyarakat saat libur lebaran 2021, meski mudik di Hari Raya Idulfitri 1442 H sudah resmi dilarang. Akibatnya, lonjakan kasus COVID-19 pascaliburan sulit dihindari.

Untuk mengantisipasi kebobolan itu, Budi meminta tolong kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) agar membantu pelaksanaan program vaksinasi COVID-19, khususnya bagi kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) hingga pertengahan bulan Mei 2021.

"Kita nggak tahu di lebaran ini apakah 100 persen bisa menahan mobilitas, tapi dugaan saya tetap ada yang bocor. Jadi saya ingin pastikan semua lansia pada saat lebaran di pertengahan Mei nanti, kalau bisa sebagian besar sudah kita suntik," ujar Budi dalam acara diskusi yang disiarkan di kanal YouTube PB IDI, Minggu (18/4/2021).

Budi mengatakan, berbeda dengan dokter dan tenaga kesehatan yang lebih cepat mendapatkan vaksin COVID-19, kelompok lansia cenderung lebih sulit dijangkau.

Dia mengatakan, masih banyak lansia yang belum mendapatkan vaksin COVID-19 karena keterbatasan informasi maupun kendala lainnya. Padahal, lansia merupakan kelompok yang paling rentan terpapar virus Corona dan memiliki tingkat kematian paling tinggi dibanding kelompok usia lainnya.

"Ini (lansia) golongan yang berisiko tinggi sesudah nakes. Tapi menjangkaunya itu realtif nggak mudah. Tidak semudah kita menjangkau nakes. Kalau temen-taman IDI nanti ada ide atau cara untuk membantu mempercepat suntikan lansia sampai pertengahan Mei, saya akan sangat terbantu," kata Budi.

Lebih lanjut, Budi mengungkapkan, hingga saat ini laju penyuntikan vaksin COVID-19 berhasil menembus angka 16,5 juta dosis per minggu. Namun, memasuski bulan Ramadan, kecepatan penyuntikan vaksin COVID-19 sedikit menurun menjadi 250 ribu hingga 300 ribu per hari.

Penyebabnya, karena embargo vaksin COVID-19 dari sejumlah negara yang memproduksi vaksin. Sejumlah negara di Eropa, Asia, hingga Amerika Selatan mengalami lonjakan kasus sehingga mengeluarkan kebijakan berupa larangan mengekspor vaksin COVID-19 ke negara lain, termasuk ke Indonesia.

"Jadi kita sudah 16 juta suntikan, kecepatannya sudah 500 ribu per hari. Puasa ini akan turun sekitar 250 ribu-300 ribu, tapi itu juga karena ada masalah suplai," kata Budi.

Rekomendasi