ERA.id - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menyebut sempat mendeteksi pergerakan bawah air dengan kecepatan 2,5 knot di lokasi hilangnya kapal selam KRI Nanggala-405. Namun, menurut Yudo, pergerakan bawah air yang terdeteksi itu ternyata hanya rumpon bawah laut.
Diketahui, kapal selam milik TNI AL ini hilang kontak saat melakukan latihan penembakan torpedo di perairan Bali Utara pada Rabu (22/4/2021).
"Jadi yang kemarin ditemukan itu adalah rumpon bawah laut. Jadi rekaman datanya sangat lemah," kata Yudo dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Puspen TNI, Kamis (22/4/2021).
Untuk memastikan hal tersebut, Yudo bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau kembali lokasi tersebut pada Kamis (22/4) pagi. Saat itu, kata Yudo, memang terdeteksi gerakan bawah air lewat magent meter dari KRI Rimau dengan tingkat kemagnetan yang cukup tinggi.
"Ditemukan kemagnetan yang tinggi di dalam suatu titik yang kedalamannya kurang lebih 50-100 meter melayang," katanya.
Yudo berharap, sore ini pihaknya bisa menggunakan multiband echosounder dari KRI Rimau untuk kembali mencari kapal selam KRI Nanggala-402. Selain itu, untuk membantu pencarian, KRI Rigel juga akan tiba di perairan Bali pada sore ini.
"Nanti ini bisa dikaji lebih rinci lagi sehingga kelihatan di situ yang tadi ditemukan kemagnetannya tinggi. Harapannya adalah KRI Nanggala," kata Yudo.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Achmad Riad menyebut, KRI Raden Eddy Martadinata (REM)-331 sempat mendeteksi adanya pergerakan bawah air di lokasi hilangnya kapal selam milik TNI AL KRI Nanggala-402.Riad mengatakan, KRI REM mendeteksi pergerakan bawah air yang bergerak dengan kecepatan 2,5 knot di kedalaman 600 hingga 700 meter di perairan Bali Utara.
"Telah terjadi deteksi di bawah air dengan kecepatan 2,5 knot," ujar Riad dalam konferensi pers di Bali, Kamis (22/4/2021).