Alasan Kenapa RI Harus Waspadai Varian Baru COVID-19 B117, B1351, B1617: Penularannya Lebih Cepat

| 05 May 2021 05:27
Alasan Kenapa RI Harus Waspadai Varian Baru COVID-19 B117, B1351, B1617: Penularannya Lebih Cepat
Ilustrasi (Shutterstock)

ERA.id - Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengimbau masyarakat untuk mewaspadai tiga varian baru SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 karena lebih cepat menular.

"Virus corona varian jenis baru sudah masuk ke Indonesia. Varian baru tersebut antara lain B117, B1351, dan B1617," katanya kepada wartawan dalam acara virtual "Waspada Klaster Baru”, Selasa (4/5/2021).

Siti Nadia mengatakan di beberapa negara saat ini sedang terjadi lonjakan kasus COVID-19. Beberapa faktor yang menjadi penyebab peningkatan kasus adalah mobilitas pergerakan masyarakat.

Varian baru virus COVID-19 yaitu B117 asal Inggris, kemudian B1351 asal Afrika Selatan dan varian mutasi ganda dari India B1617.

“Varian yang digolongkan dengan Varian of Concern ini diketahui memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi sekitar 36 sampai 75 persen dibandingkan dengan jenis virus yang beredar sebelumnya,” sambungnya dikutip Antara.

Dia menjelaskan, varian B117 saat ini merupakan varian yang paling banyak dilaporkan dari berbagai negara. WHO mencatat berbagai peningkatan kasus sampai 49 persen varian B117 yang bersirkulasi di Asia Tenggara.

Terkait mutasi atau varian baru di Indonesia, kata Nadia, masih terus diteliti dan melakukan pengujian pada 786 laboratorium. Laboratorium-laboratorium ini juga yang memeriksa COVID-19.

Siti Nadia malaporkan terdapat 13 kasus dari varian B117. Masing-masing terdeteksi berada di Sumatera Utara sebanyak dua kasus, Sumatera Selatan satu kasus, Banten satu kasus, Jawa Barat lima kasus, Jawa Timur satu kasus, Kalimantan Timur satu kasus dan Bali dua kasus.

Sebanyak lima kasus B117 dilaporkan berasal dari imported case atau dibawa oleh Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Arab Saudi terdeteksi berada di Karawang (Jawa Barat), Kota Balikpapan (Kalimantan Timur) dan Kota Bogor (Jawa Barat).

Sedangkan delapan kasus lainnya dilaporkan berasal dari transmisi lokal atau penularan antarwarga masing-masing berada di Tapin (Kalimantan Selatan), Palembang (Sumatera Selatan), Kota Medan (Sumatera Utara), Kabupaten Karawang (Jawa Barat) dan Kota Tanjung Balai (Sumatera Utara).

Rekomendasi