ERA.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tetap melanjutkan penggunaan vaksin COVID-19 merek AstraZeneca meskipun tengah menjadi sorotan. Pasalnya, ada temuan kasus seorang pemuda meninggal usai menerima suntikan dosis pertama vaksin AstraZeneca.
"Untuk vaksinasi (menggunakan vaksin AstraZeneca) tetap kita jalankan, karena manfaat vaksinasi lebih besar untuk melindungi kesakitan dan kematian akibat COVID-19," ujar Juru Bicara Vaksin COVID-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi ERA.id, Selasa (11/5/2021).
Nadia menambahkan, tetap digunakannya vaksin COVID-19 merek AstraZeneca dalam program vaksinasi nasional adalah agar kekebalan kelompok atau herd immunity segera terbentuk.
Diketahui, pemerintah menargetkan 70 persen atau 181,5 juta penduduk Indonesia bisa mendapatkan vaksinasi COVID-19 agar segera terbentuk herd immunity. Program vaksinasi ditargetkan rampung pada akhir 2021 atau paling lambat awal 2022.
"Tetap kita lakukan vaksinasi agar kita segera mengejar kekebalan bersama, supaya makin banyak yang mendapatkan perlindungan," kata Nadia.
Adapun soal keluhan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang dilaporkan dari penggunaan vaksin merek AstraZeneca, Nadia tak menjawab. Dia melemparkan masalah tersebut ke Komisi Nasional (Komnas) KIPI untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
"Kalau KIPI bisa ditanyakan ke Komnas KIPI ya," katanya.
Sebelumnya, Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari mengaku sudah melakukan investigasi bersama Komda KIPI DKI Jakarta sejak Jumat (7/5) lalu terkait temuan kasus meninggal yang diduga akibat vaksin AstraZeneca. Namun, pihaknya belum menemukan cukup bukti.
"Komnas bersama Komda DKI sudah audit bersama pada Jumat yang lalu, dan internal Komnas kemarin sore menyimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk mengaitkan KIPI ini dengan imunisasi, oleh karena itu masih perlu dilakukan investigasi lebih lanjut," ujar Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari melalui keterangan tertulis, Senin (10/5/2021).
Hingga saat ini, kata Hindra, berdasarkan data Komnas KIPI belum pernah ada kejadian orang yang meninggal dunia akibat vaksinasi COVID-19 di Indonesia. Dia menyebut, sejumlah kasus meninggal terkonfirmasi bukan karena disebabkan oleh vaksin yang diterima, melainkan karena penyebab lainnya.
"Dalam beberapa kasus sebelumnya, meninggalnya orang yang statusnya telah divaksinasi COVID-19 adalah karena penyebab lain, bukan akibat dari vaksinasi yang diterimanya," kata Hindra.
Untuk diketahui, pemuda berusia 22 tahun asal Buaran, Jakarta bernama Trio Fauqi Virdaus dinyatakan meninggal pada Kamis (6/5), setelah menerima suntikan vaksin COVID-19 merek AstraZeneca pada satu hari sebelumnya.
Mulanya, Trio merasa demam panas setelah mendapatkan suntikan vaksin. Kondisinya lalu melemah dan masih mengalami demam pada hari Kamis. Trio lantas dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal sekitar pukul 12.30 WIB.