ERA.id - Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Khoirizi mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia dan Kementerian Kesehatan untuk membahas vaksin COVID-19 merek Sinovac yang digunakan calon jemaah haji asal Indonesia. Koordinasi juga dilakukan Kemenag dengan Kementerian Luar Negeri.
Sebelumnya, beredar kabar pemerintah Arab Saudi mengeluarkan syarat bagi warga negara lain yang hendak masuk ke wilayahnya harus sudah divaksinasi menggunakan vaksin yang masuk dalam emergency use list (UEL) dari WHO. Sedangkan vaksin Sinovac yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia, belum mendapatkan UEL.
"Para pihak dalam rapat koordinasi tersebut mengonfirmasi bahwa belum ada informasi resmi apa pun dari Saudi terkait penyelenggaraan ibadah haji, termasuk soal vaksin, penerbangan, dan lainnya," ujar Khoirizi melalui keterangan tertulis, Senin (24/5/2021).
Meski demikian, Kemenag akan terus melakukan persiapan dan proses mitigasi hingga mendapat kepastian dari pemerintah Arab Saudi mengenai pelaksanaan ibadah haji tahun ini.
Lebih lanjut, Khoirizi mengatakan, pihaknya belum menerima informasi resmi dari pemerintah Arab Saudi prihal adanya izin terbatas bagi jamaah haji dari luar Saudi. Hal ini menjawab isu di media sosial bahwa Arab Saudi akan memberi izin secara terbatas bagi jemaah di luar negaranya untuk beribadah haji tahun ini.
"Sampai saat ini kami belum menerima pemberitahuan secara resmi tentang dibukanya pemberangkatan bagi jemaah di luar Saudi," kata Khoirizi.
Meski belum mendapat kabar, Khoirizi mengatakan Kemenag terus melakukan koordinasi dengan perwakilan Indonesia di Arab Saudi untuk mendapatkan perkembangan dan informasi resmi. Sebab, informasi resmi tersebut sangat penting sebagai rujukan pemerintah dalam mengambil kebijakan serta persiapan dan mitigasi penyelenggaraan haji tahun ini
Khoirizi mengatakan, akan sangat bersyukur apabila pemerintah Arab Saudi kembali membuka pemberangkatan haji dari luar negeri untuk tahun ini. Apalagi, banyak jamaah haji asal Indonesia yang sudah menunggu dari tahun 2020.
"Jika benar bahwa Saudi membuka pemberangkatan haji 1442 H untuk jemaah dari luar negaranya, meski kuotanya terbatas, tentu ini harus kita syukuri. Alhamdulillah, karena jemaah Indonesia juga sudah menunggu lama, apalagi tahun lalu juga tertunda," katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan, saat ini Sinovac sedang menunggu WHO menerbitkan EUL. Diharapkan pada bulan Juni, izin tersebut sudah bisa didapatkan. Sehingga bisa menjadi dasar bagi pemerintah Indonesia ke pemerintah Aran Saudi bahwa vaksin Sinovac layak menjadi persyaratan calon jamaah haji.
Honesti meyakini, diplomasi vaksin antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Arab Saudi tidak akan berjalan alot. Sebab, jamaah haji dari Indonesia merupakan yang terbanyak di dunia.
"Kami yakin karena jumlah haji di Indonesia kan yang paling besar di dunia. Masa mereka deny kita hanya masalah vaksin," kata Honesti dalam rapat dengar pendapat umum bersama dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (20/5).
"Kami sudah menyampaikan ke Kemenlu dan Kemenkes untuk bisa melakukan diplomasi dengan pemerintah Arab Saudi," pungkasnya.