Menilik Nasib Pendidikan di 'Tangan' Dunia Digital

| 11 Jun 2021 18:26
Menilik Nasib Pendidikan di 'Tangan' Dunia Digital
Ilustrasi startup digital. (Foto: Headway/Unsplash)

ERA.id - Anggota Komisi DPR Rizki Sadig menilai saat ini memang masih banyak blank spot wilayah terpencil yang belum mendapatkan akses internet. Saat ini pemerintah sedang mengejar ketertinggalan tersebut.

"Situasi hari ini bisa dianggap sebagai sebuah peringatan buat kita semua, bisa juga dijadikan sebuah cambuk untuk bersyukur bahwa sejauh mana bisa menyikapi kejadian pandemi ini untuk kemudian meng-upgrade diri ke dalam situasi-situasi yang positif," katanya dalam diskusi daring, Jumat (12/6/2021).

Menurutnya, mulanya alat komunikasi digital digunakan dengan 'gagap'. Bahkan untuk bidang pendidikan, anak didik dan guru dipaksa untuk menggunakan teknologi.

"Bagaimana ilmu-ilmu secara teoritis bisa masuk, tapi juga ilmu-ilmu kesosialan, karena pendidikan tidak hanya belajar tentang masalah ilmu teori, tapi bagaimana berinteraksi dengan orang, memiliki teman dan kemudian menyelesaikan konflik antara teman," katanya.

Ia menambahkan saat ini pendidikan tak terbatas pada pendidikan formal atau sekolah, banyak ruang online yang bisa diakses untuk meningkatkan kapasitas diri. Riset bisa dilakukan hanya melalui gadget.

"Bisa berbisnis tanpa harus punya toko, tanpa harus punya tenaga marketing, tanpa harus punya barang produksi, hanya menghubungkan antara produsen dengan konsumen dan mencari jalan tengah untuk bisa membuka sebuah toko online," katanya.

Menurutnya, pemanfaatan teknologi di atas menjadikan alat-alat komunikasi digital tidak hanya sekadar gagah-gagahan, bahkan mungkin juga untuk menyebarkan berita-berita bohong atau konten negatif, tapi membuka kesempatan meningkatkan kemampuan di bidang apa saja.

"Dalam perkembangan hari ini betapa banyak sekolah-sekolah tidak hanya e-learning tetapi juga bagaimana kemudian sekolah-sekolah tidak perlu lagi menjadi kelas, tetapi kemudian di dalam dunia digital sudah punya kelas-kelas versi digital, jadi ada ruang kelas yang bisa memilih mata pelajaran apapun, anak-anak bisa memilih mata pelajaran yang disukai dan mempunyai teman-teman yang tidak terpaku pada teman yang sama, tapi teman yang sesuai dengan minat dan bakat," katanya.

Rekomendasi