ERA.id - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melakukan survei terhadap persepsi publik atas wacana tiga periode jabatan Presiden Jokowi. Hasilnya, sebanyak 52,9 persen menolak Jokowi dicalonkan kembali di Pilpres 2024.
Dalam survei yang dilakukan secara tatap muka pada 21-28 Mei itu, sebanyak 74 persen responden menyatakan masa jabatan presiden harus dipertahankan sesuai ketentuan konstitusi yakni maksimal dua periode. Sementara yang menyatakan setuju untuk diubah hanya 13 persen.
Direktur Komunikasi SMRC Ade Armando mengatakan, jawaban responden berubah drastis saat menjawab pertanyaan lanjutan setuju atau tidak bila presiden Jokowi kembali mencalonkan diri sebagai Presiden pada 2024 mendatang. Jawaban responden sangat menarik.
"Ini yang menarik. Karena ternyata yang mengatakan tidak setuju Pak Jokowi maju untuk ketiga kalinya "hanya", Artinya dibandingkan dengan data sebelumnya, 52.9 persen yang menyatakan tidak setuju (Jokowi maju lagi pada Pilores 2024). Padahal tadi yang menyatakan mempertahankan masa jabatannya hanya 2 kali itu 74 persen (responden)," jelasnya dalam konferensi pers, Minggu, (20/6/2021).
Menurtunya, penurunan signifikan antara jawaban pertama responden dengan jawaban kedua merupakan efek langsung Jokowi.
"Jadi ada persoalan efek Jokowi walaupun prinsip mereka tetap mengatakan harusnya UUD tidak perlu diubah," sambungnya.
Sementara prosentase jumlah orang yang yang setuju presiden Jokowi maju lagi untuk ketiga kalinya pada Pilpres 2024 juga terbilang cukup banyak. Sebab, survei secara tatap muka itu menangkap ada 40.02 persen responden menyatakan setuju Presiden Jokowi untuk dipilih kembali pada 2024.
"40.2 persen yang mengatakan presiden Jokowi dipilih kembali. Artinya tetap mayoritas mengatakan tidak setuju Jokowi maju kembali. Mayoritas. Tapi angkanya lebih rendah daripada 74 persen yang tadi menyatakan bahwa sebaiknya masa kepemimpinan presiden dibatasi dua periode," ujarnya.
Survei dilakukan pada 21-28 Mei secara tatap muka kepada warga Indonesia yang memiliki hak pilih pada Pemilu. Survey yang dilakukan terhadap 1.072 responden itu memiliki tingkat margin error mencapai 3.05 persen.