Seperti SBY, Jokowi Berpotensi Menjadi King Maker di Pilpres 2024

| 09 Jul 2022 20:00
Seperti SBY, Jokowi Berpotensi Menjadi King Maker di Pilpres 2024
Presiden Jokowi (Setkab)

ERA.id - Direktur Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara mengaku Presiden Joko Widodo berpotensi menjadi king maker. Hal ini terjadi bila tidak ada calon presiden yang dominan pada Pilpres 2024.

Ia mengambil contoh, saat 2004 hingga 2009 silam, keputusan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jadi perhatian. Waktu itu, Igor menganggap SBY dominan menguasai panggung politik nasional, menyusul Jokowi pada 2014 hingga 2019.

Dari sana, Igor menganggap kalau keputusan dan restu Jokowi akan sangat mempengaruhi suksesornya di kemudian hari. "Kalau pada tahun 2024 tidak ada calon yang dominan seperti Presiden SBY pada tahun 2009 dan Presiden Jokowi pada tahun 2019, peluang Presiden Joko Widodo sebagai king maker makin kuat karena tidak ada calon yang dominan. Apalagi ada presidential threshold 20 persen," kata dia, Jumat (8/7/2022).

Igor menyampaikan hal tersebut, menyusul hasil survei yang dilakukan SPIN. Terlihat dalam survei itu, publik menginginkan Jokowi memberi rekomendasi cawapres untuk Prabowo Subianto, jika benar Prabowo maju ke Pilpres 2024.

"Ternyata yang menduduki peringkat satu sebanyak 17,8 persen itu pilihan Jokowi. Publik ingin cawapres Prabowo itu dipilih oleh Presiden Jokowi jika nanti maju lagi pada Pilpres 2024," kata Igor.

Igor berpendapat bahwa hasil survei periode Juli ini berdasarkan sejumlah alasan, antara lain, kecenderungan pemilih Presiden Joko Widodo akan bermigrasi pada Prabowo mengingat sang Presiden tak bisa lagi maju pada pemilu mendatang.

Alasan lainnya, publik mengapresiasi keputusan Prabowo bergabung ke pemerintahan Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin, kinerja positif Prabowo sebagai Menteri Pertahanan, dan sentimen di media sosial yang juga positif.

SPIN memulai pengumpulan data pada tanggal 25 Juni—5 Juli 2022 melibatkan responden sebanyak 1.230 orang yang tersebar di 34 provinsi seluruh Indonesia. Usia responden ini berada mulai 15 tahun hingga 75 tahun ke atas dengan usia terbanyak 40—44 tahun (12,2 persen) dengan latar belakang pendidikan, pekerjaan, agama, dan suku yang beragam.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan bantuan kuesioner. Teknik sampel yang digunakan adalah multistage random sampling pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error sebesar 2,8 persen.

Rekomendasi