Pasien Positif COVID-19 di Gresik Mengarah ke Varian Delta Karena Kontak dengan Warga Bangkalan dan Kudus

| 30 Jun 2021 19:45
Pasien Positif COVID-19 di Gresik Mengarah ke Varian Delta Karena Kontak dengan Warga Bangkalan dan Kudus
Drg Saifudin Ghozali (Dok. Antara)

ERA.id - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, Jawa Timur, drg Saifudin Ghozali menyebut beberapa pasien positif COVID-19 di wilayah setempat mengarah pada varian baru, yakni Delta, karena pasien itu melakukan kontak dengan warga di Bangkalan dan Kudus.

"Hasil pemeriksaan dari beberapa pasien yang diduga mengidap varian Delta memang belum keluar, namun dari hasil pelacakan mengarah ke sana, karena mereka kontak erat dengan Bangkalan dan Kudus yang juga banyak varian Delta," kata Ghozali dikonfirmasi di Gresik dikutip dari Antara, Rabu (30/6/2021).

Meski demikian, mantan Kepala Puskesmas Kecamatan Bungah itu tidak berani memastikan, sebab menunggu hasil pemeriksaan dari Laboratorium Universitas Airlangga Surabaya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Herlin Ferliana, menyebut kasus baru COVID-19 varian B.1617.2 atau Delta asal India yang tersebar di tiga daerah di Jatim, yakni Bangkalan, Bojonegoro dan Sampang.

Perempuan berkacamata ini juga menekankan upaya memaksimalkan pencegahan COVID-19 di level hulu atau pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro.

"Kami berharap, dengan upaya itu nanti di level hilir tidak kelabakan, sehingga rumah sakit juga tidak penuh seperti sekarang," kata Herlin kepada wartawan.

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan, kecenderungan varian baru jenis Delta menginfeksi warga dengan rentang usia di bawah 18 tahun pada sejumlah daerah yang sedang mengalami lonjakan kasus.

"Ada kecenderungan varian Delta di beberapa rumah sakit menyerang pasien di bawah usia 18. Itu pengamatan kami dari perbedaan varian baru ini," kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu.

Maxi mengatakan, selain cenderung menyerang pasien di bawah usia 18 tahun, varian ini bisa menyerang semua umur.

"Seperti dulu saat kasus dengue pertama muncul, varian awal dengue hanya pada anak, setelah berkembang sekian tahun juga menyerang dewasa," katanya.

Ia menjelaskan, setiap varian SARS-CoV-2 memiliki spesifikasi masing-masing, namun yang perlu diperhatikan, sekalipun cepat penularannya tapi angka kematian dari varian Delta belum terbukti sangat ganas.

"Tapi tetap saja, kalau nanti terkena dan terbatas fasilitas pelayanannya berarti angka kematian bisa juga terjadi," katanya.

Rekomendasi